8 Jenis Tari Ttradisional Kalimantan Barat

tari tradisional kalimantan barat
Kalimantan Barat mempunyai beberapa tarian tradisional. Diantaranya sebagai berikut :
A.  Tari Monong
Tari Monong juga sering di sebut sebagai tari manang.
Tarian ini merupakan tarian penyembuhan atau tarian penolak penyakit yang di lakukan saat warganya terkena penyakit. 
tari monong
Tarian Monong awalnya merupakan tarian penyembuhan yang di lakukan oleh para dukun suku Dayak dengan membacakan mantra sambil menari.
Dalam tarian ini juga di ikuti oleh anggota keluarga dari yang sakit dan di pimpin oleh seorang dukun.
Tarian Monong merupakan ritual yang di lakukan untuk memohon penyembuhan kepada Tuhan agar warga yang sakit di berikan kesembuhan.
Gerakan dalam Tari Monong lebih menekankan pada gerakan saat dukun melakukan ritual penyembuhan.
Gerakan tersebut adalah gerakan saat dukun melakukan pembacaan mantra dan menari pada saat ritual berlangsung.
Sehingga tarian ini sangat kental dengan nuansa mistis.
Dalam pertunjukannya, Penari di balut dengan busana khas suku Dayak di Kalimantan barat.
Penari juga di lengkapi dengan berbagai alat yang di gunakan untuk ritual.
Dalam tarian ini juga di iringi oleh berbagai alat musik tradisional suku Dayak agar suasana pertunjukan lebih hidup.
Dalam perkembanganya, Tari Monong tidak hanya di gunakan untuk ritual saja, namun juga di gunakan sebagai hiburan masyarakat.
Tentunya dalam transformasi itu banyak kreasi dan variasi dalam gerakan saat pertunjukannya.
Kreasi tersebut di lakukan untuk melestarikan kesenian tradisional suku Dayak di Kalimantan Barat
Selain itu juga agar pertunjukan terlihat menarik, namun tetap tidak menghilangkan nilai - nilai di dalamnya.
Tarian ini sering di pertunjukan pada saat acara adat seperti Bemanang/Balian, penyambutan tamu, dan juga di festival budaya.

B.  Tari Kinyah Uut Danum
Tari Kinyah Uut Danum adalah salah satu tarian perang dari Kalimantan Barat yang memperlihatkan  keberanian dan teknik bela diri dalam berperang.
Sesuai dengan namanya, tarian ini berasal dari sub Suku Dayak Uut Danum di Kalimantan Barat.
tari kinyah uut danum
Tari Kinyah Uut Danum awalnya merupakan tarian persiapan fisik sebelum mengayau.
Yaitu tradisi pemburuan kepala musuh yang di lakukan oleh suku dayak jaman dahulu.
Tarian ini untuk menunjukan kesiapan para laki laki dayak uut danum untuk dilepaskan di hutan untuk mengayau.
Hampir semua sub suku dayak memiliki tarian perang seperti ini.
Namun setiap sub suku dayak tentunya memiliki teknik membunuh rahasia.
Suku dayak uut danum sendiri di kenal dengan gerakan dan teknik yang berbahaya dalam membunuh musuhnya. 
Seiring perkembangan jaman, tradisi mengayau berakhir ketika perjanjian tumbang anoi. Perjanjian tumbang anoi merupakan perjanjian damai.
Dimana pemimpin setiap sub suku dayak di Kalimantan berkumpul dan melakukan perjanjian damai.
Setelah perjanjian damai itu, tradisi mengayau di tinggalkan dan tari kinyah mulai di jadikan sebagai tarian tradisional.
Selain itu tarian ini untuk memperingati sejarah dan keberanian laki laki dayak jaman dahulu.
Gerakan dalam tari Kinyah Uut Danum ini lebih di utamakan pada gerakan yang gesit untuk menyerang dan kewaspadaan untuk bertahan.
Selain gerakan teknik bela diri, tarian ini diselingi dengan gerakan tari dan teatrikal agar gerakan tidak terlihat kaku dalam pertunjukannya.
Tarian ini biasanya di lakukan oleh dua orang laki laki.
Saat menari, salah satu penari melakukan serangan dadakan sehingga di perlukan kewaspadaan yang tinggi untuk bertahan.
Tak jarang tarian ini membuat para penonton berdecak kagum menyaksikan pertunjukan tarian ini.
Kostum yang di gunakan dalam tarian ini merupakan pakaian adat khas suku dayak uut danum. Dalam tarian ini penari di lengkapi dengan senjata seperti Mandau dan perisai yang di gunakan untuk menyerang dan bertahan.
Dalam tarian i juga di iringi musik tradisional dengan ritme sesuai dengan gerakan para penarinya.
Sehingga pertunjukan telihat lebih hidup dan menakjubkan.
Tari Kinyah Uut Danum sering di pertunjukan dalam acara adat seperti gawai, penyambutan tamu dan festival budaya.
Tarian ini masih di lestarikan oleh pemerintah daerah dan masyarakat dayak sebagai pelestarian warisan budaya dan kesenian tradisional di Kalimantan Barat.
Walaupun banyak penambahan kreasi dan variasi dalam setiap pertunjukannya.
Namun tidak mengurangi nilai nilai dan gerakan aslinya.

C.  Tari Pedang Mualang
Sesuai dengan namanya tari pedang mualang adalah tarian yang menggunakan pedang sebagai bagian dari tarian ini.
Tarian ini biasa dipentaskan dalam acara tradisional suku dayak.
Dahulu tari ini di lakukan oleh para pejuang atau kesatria perang sebagai motivasi dan membangun mental semangat perang sebelum turun melakukan ekspedisi Mengayau.
tari pedang mualang
Hal ini di maksudkan untuk memperkuat keyakinan para kesatria.
Dengan keyakinan yang kuat mereka mereka yakin harus menang dalam pertahanan ketika melawan serangan maupun dalam keadaan siap menyerang lawan.
Gerakan tari ini lebih menekankan pada gerakan aktraktif menggunakan pedang.
Gerakan tari seperti menyerang maupun menangkis serangan lawan dengan menggunakan pedang.  
Pedang yang digunakan sebagai objek di mainkan dengan alunan baik di kepala maupun di bahu serta keahlian melakukan putaran pedang.
Tari Pedang Mualang diiringi oleh tebah tradional yang disebut "tebah Undup Banyur " tetapi ada kalanya dilakukan dengan Tebah Undup Biasa.
Kurangnya minat generasi muda untuk mempelajari tarian ini, membuat tarian pedang mualang terancam punah.
Tidak banyak lagi tua – tua yaitu orang yang pandai dalam tarian pedang mualang yang menurunkan tarian ini kepada generasi baru.
Tari ini merupakan tarian tunggal tradisional yang di sajikan pada masa kini untuk menghibur masyarakat dalam setiap acara tradisional.
Misalnya pada pesta panen padi atau disebut juga Gawai Dayak, pesta pernikahan atau Gawai Belaki Bini dan lain sebagainya.

D.  Tari Pingan
TariPingan adalah salah satu tarian tradisional yang berupa hiburan rakyat.
Pingan dalam bahasa Dayak Mualang berarti piring yang terbuat dari batu atau tanah liat.
Sesuai dengan namanya, tarian ini menggunakan piring sebagai properti dalam menari.
tari pingan
Tarian ini awalnya merupakan tarian adat yang di sajikan untuk menghibur masyarakat dalam setiap acara tradisional seperti gawai, pernikahan dan lain – lain.
Tarian ini merupakan tarian yang atraktif, dengan menggunakan piring sebagai attribute menarinya.
Dalam setiap gerakannya tak jarang mengundang decak kagum para penonton yang melihatnya.
Gerakan dalam tarian ini lebih menekankan pada gerakan yang atraktif menggunakan piring dan di padukan dengan gerakan seni tari.
Gerakan dalam tarian ini diadaptasi dari gerakan  silat tradisional dengan gerakan yang lincah dan atraktif yang sering kali membuat kagum para penontonnya. 
Dalam Tari Pingan ini terbagi menjadi 2 jenis yaitu Tari Pingan inok (wanita) dan Tari Pingan laki (laki – laki).
Dalam jenis tarian ini terdapat perbedaan pada gerakan yang mempunyai tingkat kesulitan yang berbeda pada gerakan atraksinya.
Dalam hal ini Tari Pingan laki memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi di bandingkan dengan Tari Pingan inok.
Dalam pertunjukannya,  penari membawa piring/pingan di kedua tangannya yang di gunakan untuk properti menari.
Selain itu penari di lengkapi dengan cincin di jari tengah para penari, sehingga saat penari memainkan piringnya akan menimbulkan suara apa bila piring dan cincin bersentuhan.
Gerakan memainkan piring tersebut disesuaikan dengan iringan tebah agar suara dari pingan tersebut saling mengisi dengan suara iringan tebah
Tebah merupakan musik tradisional yang terdiri dari tawag, entebong (gendang panjang), dan tincin timah peningkak.
Tari Pingan ini sekilas hampir sama dengan tari piring dari Padang, Sumatera Barat.
Namun yang membedakan dalam tarian ini adalah gerakannya yang lebih menekankan pada gerakan yang atraktif.
Sedangkan tari piring lebih menekankan pada permainan piring yang anggun.
Walaupun Tari Pingan ini merupakan salah satu tarian tradisional yang sudah lama, namun tarian ini masih tetap di lestarikan.
Banyak sanggar budaya yang masih melestarikan tarian ini sebagai salah satu tarian tradisional di Kalimantan Barat.
Tarian ini masih sering di pertunjukan di berbagai acara daerah seperti gawai, penyambutan tamu dan juga festival budaya.

E.  Tari Jonggan
Tari Jonggan adalah  salah satu kesenian tradisional yang menggambarkan  suka cita dan kebahagiaan dalam pergaulan masyarakat dayak .
Tarian ini berasal dari kebudayaan masyarakat Dayak kanayant di Kalimantan Barat.
tari jonggan
Nama jonggan sendiri di ambil dari bahasa dayak yang berarti joget atau menari.
Menurut beberapa sumber, tarian ini mulai muncul pada tahun 1950an di kabupaten landak, Kalimantan Barat.
Tarian ini awalnya di gunakan sebagai hiburan masyarakat dayak pada berbagai acara adat di sana.
Gerakan dalam tarian ini menggambarkan rasa sukur dan suka cita masyarakat dayak yang di lampiaskan dalam menari.
Tarian ini sering di tampilkan pada acara besar seperti pernikahan, penyambutan tamu, acara gawai dan lain lain.
Tidak jarang dalam tarian ini para penari mengajak penonton untuk ikut menari.
Sebelum Tari Jonggan di pentaskan maka di lakukan ritual khusus terlebih dahulu.
Ritual tersebut biasa di sebut dengan nyangahant yang berarti berdoa.
Ritual ini di lakukan untuk meminta ijin atau meminta perlindungan kepada Tuhan agar pertunjukan berjalan lancar.
Acara tersebut di awali dengan bapamang yaitu penyampaian doa hajat oleh pemimpin upacara di depan sesaji yang sudah di siapkan.
Dalam pertunjukannya penari di balut dengan busana kebaya, paca dan selendang. 
Paca merupakan pakaian berbentuk kain batik yang panjang.
Kostum yang di gunakan dalam tarian ini sangat sederhana dan tidak banyak menggunakan aksesoris dan artibut.
Pada penari jonggan lebih mengutamakan kenyamanan untuk  berpakaian tapi tetap menampilkan keindahan dalam menarinya.
Tarian Jonggan biasanya di mainkan oleh beberapa penari yang berjumlah 5 – 7 orang.
Pada beberapa saat setiap penari biasanya di damping oleh para penonton yang di ajak menari di atas panggung.
Tarian jonggan juga di iringi oleh musik tradisional yang terdiri dari gadobong (gendang), dau (gamelan), dan suling bambu.
Selain itu tarian ini juga di iringi dengan lagu yang menggambarkan kegembiraan dan suka cita masyarakat dayak.
Lagu dalam iringan ini ada 2 jenis, yaitu lagu irama lembut dan irama lincah.
Dalam iringan lagu lembut seperti lagu “we jonggan, we ola” dan “dayakng male ‘en” sedangkan irama lincah seperti lagu “kasih sayang” dan “pak unjank”.
Pada dasarnya lagu dalam tarian ini berbentuk pantun.
Salah satu keunikan dalam tarian ini adalah selain mengajak penonton untuk menari, penonton yang ikut menari juga ikut berbalas pantun tersebut.
Namun untuk membalas pantun tersebut harus sesuai dengan tema yang di sampaikan.
Sehingga tarian ini merupakan tarian yang interaktif dan komunikatif.
Tarian Jonggan tidak hanya untuk hiburan saja tapi sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat kepada Tuhan.
Seiring dengan perkembangan jaman, tarian ini mulai kurang di minati masyarakat.
Untuk melestarikannya pemerintah daerah menjadikannya salah satu warisan budaya sebagai tarian tradisional Kalimantan Barat.
Tarian ini bisa kita temukan di berbagai acara adat seperti penyambutan tamu besar, gawai  dan festival budaya.

F.   Tari Kondan
TariKondan dimana tarian tersebut mempunyai makna yang berbeda antara satu gerakan dengan gerakan yang lainnya.
Sehingga pada jenis-jenis tarian tertentu ada yang sangat terkenal pada kalangannya sendiri.
Ada juga yang kurang terkenal kerena beberapa gerakan yang belum pernah terlihat atau terkesan kaku sama sekali. 
tari kondan
Tarian Kondan ini merupakan tarian yang sering digunakan dalam beberapa acara yang biasanya diadakan seperti pada acara pernikahan, acara adat istiadat ataupun acara keagamaan serta ritual.
Hampir sama dengan daerah yang ada di Jawa, terkadang beberapa gerakan yang ada merupakan gerakan yang penuh dengan tanda tanya dan masih menyimpan misteri pada beberapa gerakan yang dilakukan oleh penari. 
Tari-tarian menjadi hal yang sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat yang ada di sekitar daerah tersebut.
Hal ini dikarenakan ada beberapa orang yang memang menggemari tarian-tarian dan ingin melihatnya secara dekat.
Beberapa tarian menjadi daya tarik tersendiri karena iramanya membuat tarian tersebut menjadi terlihat lebih indah dan juga lebih menarik dibandingkan kesenian yang lainnya.

G.  Tari Bopureh
Tari bopureh merupakan tari kreasi yang menceritakan kisah cinta pemuda Suku Dayak Jangkang dengan seorang gadis cantik Kanayan yang terhalang oleh adat.
Dalam bahasa Jangkang, “bopureh” mengandung arti silsilah.
tari bopureh
Tari kreasi ini mencoba menggambarkan silsilah adat memisahkan tali kasih yang sudah terikat erat antara dua sejoli.
Sebagai garapan seni kreasi, tari bopureh tidak lepas dari unsur-unsur estetika tari tradisional Dayak pada umumnya.
Misalnya dalam busana. Penari bopureh masih mengenakan pakaian adat Suku Dayak Kalimantan Barat, tapi yang telah dimodifikasi pada beberapa bagiannya.
Perlengkapan mahkota burung tingang yang dikenakan pria penari semakin memperkental identitas tari bopureh sebagai bagian dari seni pertujukan Suku Dayak.
Tari kreasi bopureh dipentaskan oleh 10 orang penari, delapan orang penari pelengkap dan dua orang berperan sebagai sepasang kekasih yang tengah menjalin cinta.
Gerak tari bopureh didominasi oleh liukan tangan sambil sesekali mengubah formasi.
Di bagian tengah pementasan, delapan penari yang semuanya perempuan akan membentuk formasi melingkar dengan pria penari sebagai pusat.
Kain warna-warni yang dibentangkan merupakan simbolisasi dari beragamnya Suku Dayak. Keberagaman tersebut yang justru menjadi penghalang kisah cinta pemuda Jangkang dengan gadis Kanayan

Kisah cinta di tanah jauh, tanah kerinduan di Rijuan Tujuh
Tujuan akhir pemuda rantau, dari jangkang di atas sanggau
Gadis kanayan memikat hati, memberikan cinta sepenuh hati
Bumi dipijak langit dijunjung, sampaikan cinta pada penghujung
Beda bahasa beda budaya, lain adat lain silsilah
Pagar batas menahan langkah, warna-warni masalah berujung kisah
Apakah cinta seputih kapas, mengubah pelangi di langit lepas


Di bait terakhir puisi tersebut, tergambar kerisauan hati seorang pria yang cintanya terhalang oleh adat.
Kisah cinta yang terhalang oleh adat merupakan kisah klasik yang banyak terjadi di masyarakat Suku Dayak, Kalimantan.
Sejak dulu, berkembang peraturan adat yang mengatur pantangan menikah dengan seseorang yang berlainan suku.
Hal ini lazim terjadi mengingat Suku Dayak memiliki subetnis yang banyak dengan kebudayaan yang berbeda-beda.
Puisi bertemakan kisah kasih tak sampai tersebut kemudian menjadi prolog lahirnya sebuah tari kreasi yang bernama tari bopureh.

H.  Tari Jepin
Tari Jepin adalah salah satu kesenian tradisional yang di adaptasi dari kesenian melayu, agama islam, dan budaya lokal.
Tarian ini merupakan salah satu media penyebaran agama Islam di Kalimantan Barat.
tari jepin
Tarian jepin merupakan kesenian tari gerak dan lagu yang memiliki arti di setiap gerakannya.
Tari Jepin awalnya merupakan kesenian yang menjadi media dakwah  dalam penyebaran agama islam pada abad ke – 13.
Menurut beberapa sumber, tarian ini awalnya di tampilkan di daerah Sambas Kalimantan Barat. Kemudian menyebar dan berkembang ke berbagai daerah di Kalimantan Barat.
Gerakan dalam tarian ini lebih menekankan pada gerakan kaki dan tangan.
Dalam pertunjukannya, gerakan di awali dengan salam pembuka.
Setelah itu penari melakukan gerakan yang bertumpu pada gerak kaki yang bergerak berulang – ulang.
Dua kaki penari bergerak maju – mundur, ke kiri - ke kanan, dan juga gerakan memutar.
Pada awalnya gerakan ini memiliki beberapa aturan, salah satunya adalah penari tidak boleh terlalu mangangkang dan tangan tidak boleh di ayunkan terlalu tinggi. 
Dalam  pertunjukannya Tari Jepin sering di mainkan oleh penari laki laki dan perempuan yang di balut dengan busana khas melayu.
Dengan baju lengan panjang dan celana panjang yang di  hiasi balutan kain atau sarung di pinggang mereka.
Pada bagian kepala, penari pria biasanya menggunakan penutup kepala seperti peci hitam.
Pada penari wanita biasanya di hiasi dengan hiasan pernak – pernik seperti bunga – bunga. 
Pada pertunjukannya, tarian ini di iringi dengan musik tradisional melayu seperti alat musik gambus, perkusi, dan marawis.
Selain di iringi dengan musik, tarian ini juga di iringi dengan lagu yang berupa pantun berisi tentang kehidupan sehari – hari dan nilai – nilai dalam ajaran islam. 
Tari Jepin telah berkembang ke berbagai daerah di Kalimantan barat dan menjadi salah satu kesenian daerah di Kalimantan Barat.
Tari ini tidak hanya sebagai media penyebaran agama, namun juga sebagai kesenian dan hiburan. Seiring dengan perkembangannya, tarian ini telah berkembang dan memiliki berbagai kreasi baru seperti Tari Jepin melayu, jepin lembut, jepin kipas dan jepin tali bui.
Meskipun banyak memiliki kreasi baru, namun beberapa tarian tersebut masih tidak meninggalkan pakem aslinya.
Tarian jepin bisa kita temukan di berbagai acara adat melayu di Kalimantan Barat seperti pernikahan gaya melayu.
Selain itu tarian ini bisa kita temukan di berbagai acara seperti penyambutan tamu besar atau festival budaya.



No comments:

Post a Comment