Kebudayaan Sulawesi Barat : Pakaian Adat, Rumah Adat, dan Tari Tradisionalnya

kebudayaan sulawesi barat

Provinsi Sulawesi Barat ibukotanya Mamuju
Suku-suku yang ada di provinsi ini terdiri dari Suku Mandar (49,15%), Toraja (13,95%), Bugis (10,79%), Jawa (5,38%), Makassar (1,59%) dan suku lainnya (19,15%).
Semboyan provinsi ini : "Mellete Diatonganan" (Meniti pada Kebenaran)


Pembahasan kali ini tentang pakaian adat, rumah adat, dan tari tradisional Sulawesi Barat
Pada pakaian adat, kita akan melihat bagaimana pakaian adat pria Sulawesi barat yang sederhana dan pakaian adat wanita Sulawesi Barat yang penuh dengan perhiasan
Pada rumah adat, kita akan melihat bagaimana desain rumah adat Sulawesi Barat yang diberi nama Rumah Boyang
Pada tari tradisional, kita akan melihat keunikan tari tradisional Sulawesi Barat, diantaranya : tari bamba manurung, tari bulu londong, tari ma’buddu, tari patuddu, dan tari toerang batu


A.Pakaian Adat Sulawesi Barat
Suku Mandar merupakan penduduk asli Provinsi Sulawesi Barat.
Oleh karena itu pakaian adat Sulawesi Barat diwakili oleh pakaian adat suku Mandar
Nama pakaian adat Sulawesi Barat adalah Pattuqduq Towaine
pakaian adat sulawesi barat
1.  Pakaian Adat Pria Sulawesi Barat
Pakaian adat pria memakai atasan berupa jas tertutup berwarna hitam dan berlengan panjang.
Dikombinasikan dengan celana panjang dan kain sarung yang dililitkan pada pinggang sebagai bawahan.
Bentuk pakaian pria yang sederhana ini melambangkan bahwa pria haruslah gesit dalam bekerja dan bertindak.

Sebagai penutup kepala, pria suku Mandar memakai kopiah.
Kopiah ini disebut songkok tobone.
Warnanya serasi dengan baju bagian atas dan jas atau sarungnya.
Kelengkapan pakaian berupa rantai emas berliontin dan medalion dari taring macam.

Taring macan dapat pula diganti dengan taji ayam.
Hiasan ini diselipkan sebagian di saku jas dan sebagian lagi dibiarkan menjuntai ke luar.
Alas kaki berupa sepatu pantovel atau sandal kulit.

2.  Pakaian Adat Wanita Sulawesi Barat
Pakaian adat wanita dikelompokkan menjadi lima bagian yaitu pakaian utama, penghias kepala, perhiasan badan, dan perhiasan tangan.
a.   Pakaian Utama
Pakaian utama terdiri dari Baju Rawang Boko (baju pokkoq) sebagai busana atasan dan lipaq saqbe sebagai busana bawahan.
Baju boko merupakan baju kurung sebatas lengan yang biasanya dibuat dari bahan kain dengan warna cerah.
Sedangkan lipaq saqbe yaitu sarung sutra khas mandar yang dibuat memakai teknik tenun tradisional.

Sarung lipaq saqbe bisa dibuat dengan beraneka motif, antara lain :
·        Sureq maraqdia (corak raja)
·        Sureq pangulu (corak penghulu)
·        Sureq batu dadzima (corak biji delima)
·        Sureq puang limboro (corak pappuangang limboro)
·        Sureq puang lembang, dan sebagainya.

Selain merupakan penambah nilai estetika
Motif-motif sarung pada pakaian adat Sulawesi Barat tersebut juga berfungsi sebagai identitas sosial.

b.   Penghias Kepala
Untuk mempercantik penampilan rambut dan melengkapi keindahan pakaian adat yang dipakai
Perempuan Mandar menambahkan beberapa aksesoris bunga emas dan gal (bunga melingkar yang digunakan sebagai bando) di sanggul rambutnya.

c.   Perhiasan Badan
Perhiasan badan ini diantaranya adalah :
·        Kawari (perisai khas wanita Mandar yang umumnya dipakai di sekitar pinggul.  )
·        Tombi diana (rantai uang logam)
·        Tombi sare-sare (hiasan kain segi empat berwarna merah dan hijau)
·        Dali (anting)
·        Tombi tallu.

d.   Perhiasan Tangan
Perhiasan lengan dan tangan perempuan Mandar terdiri dari :
·        Gallang Balleq adalah sepasang gelang berukuran 15 - 20 cm yang dipakai di kedua tangan.
·        Poto adalah gelang kecil yang dikenakan di kedua lengan untuk mengapit gelang besar.
·        Jima Salletto adalah gelang lebar yang diikatkan pada bahu.
·        Teppang adalah gelang yang diikatkan di bawah Jima Salletto.
·        Jima maborong adalah gelang pengganti Jima Salletto yang khusus dikenakan oleh wanita golongan bangsawan.
·        Kaliki adalah ikat pinggang.
·        Sima-simang adalah gelang yang bulirannya berjumlah 8 berukuran sebesar kelereng.
Wanita yang usianya agak tua, memakai giwang emas berukuran besar.
Semua lapisan masyarakat Mandar, menggunakan alas kaki selop atau sepatu pantovel hitam.

B.Rumah Adat Sulawesi Barat
Rumah adat Sulawesi Barat bernama rumah Boyang
Berdasarkan jenisnya ada dua boyang yaitu boyang adaq dan boyang beasa.
Boyang adaq masuk kedalam keturunan bangsawan.
Sedangkan boyang beasa hanya diperbolehkan untuk tempat orang biasa.
rumah adat sulawesi barat
Rumah ini berbahan dasar dari kayu yang kuat dan tahan lama
Rumah ini modelnya model panggung.
Rumah ini itopang tiang kayu yang memiliki tinggi sekitar 2 m
Tiang kayu tersebut tidak secara langsung dibenamkan ke dalam tanah
Melainkan dengan ditopang oleh batu yang pipih
Hal ini dipercaya untuk menjaga keawetan tiang – tiang tersebut agar tidak mudah keropos

Rumah ini mempunyai dua tangga sebagai akses untuk masuk serta untuk keluar rumah.
Jumlah anak tangga yang ada haruslah dalam jenis angka ganjil, berkisar antara 7 sampai 13 buah.

Bentuk atap rumah ini memiliki bentuk prisma yang menutupi segala bagian rumah
Umumnya atap ini berbahan dedaunan seperti daun rumbia

Rumah ini dilengkapi juga dengan ornamen dengan bentuk tumbuhan atau hewan
Ornamen bentuk tumbuhan misalnya bunga melati.
Sedangkan ornamen bentuk hewan misalnya ayam jantan, teppang, dan lain sebagainya.

Dinding rumah ini terbuat dari papan yang telah diukir dengan motif khas penduduk setempat.
Rumah ini dilengkapi dengan jendela – jendela untuk mengatur sistem sirkulasi udara dalam rumah.

Pembagian Ruangan Rumah Boyang
Rumah Boyang memiliki tujuan utama sebagai tempat tinggal semua anggota keluarganya
Sehingga rumah ini dibagi menjadi beberapa ruangan yang memiliki fungsinya masing – masing, antara lain:
1.  Ruang Tapang
Ruangan ini letaknya ada di bagian loteng rumah
Pada masa lampau difungsikan sebagai kamar calon pengantin baru
Namun untuk saat ini digunakan untuk menyimpan berbagai macam barang layaknya gudang. 

2.  Ruang Samboyang
Ruangan ini terletak pada bagian depan
Ruangan ini berfungsi sebagai ruang untuk menyambut para tamu
Oleh karena itu ukuran ruangan ini relatif luas.

3.  Ruang Bui’ Boyang
Ruangan ini terletak pada bagian paling belakang
Ruangan ini difungsikan untuk tempat tidur anggota keluarga

4.  Ruang Tangnga Boyang
Ruangan ini terletak pada bagian tengah
Ruangan ini berfungsi sebagai tempat berkumpul para anggota keluarga
Disinilah anggota keluarga bercengkrama pada malam hari
Dengan suasana penuh kekeluargaan.


C.Tari Tradisional Sulawesi Barat
Pada tari tradisional ini, kita akan melihat keunikan tari tradisional Sulawesi Barat, diantaranya : tari bamba manurung, tari bulu londong, tari ma’buddu, tari patuddu, dan tari toerang batu
1.  Tari Bamba Manurung
tari tradisional sulawesi barat
Tari Bamba Manurung biasanya dilakukan pada acara pesta adat di Mamuju
Dihadapan para tokoh adat dan penghulu.
Para penari
nya adalah wanita dengan memakai pakaian adat 
Dengan aksesoris bunga beru-beru (bunga melati) menghiasi bagian kepala.
Para penari juga membawa kipas sebagai properti menarinya

2.  Tari Bulu Londong
Tari Bulu Londong adalah salah satu tarian tradisional sejenis tarian perang
Tarian ini dibawakan oleh para penari pria
Jumlah para penari biasanya terdiri dari 5 orang atau lebih
Para penari tersebut menari dengan berpakaian perang
Dan membawa berbagai senjata sebagai peralatan menarinya.
Peralatan menari tersebut terdiri dari, terompet bambu, pedang,
dan tombak.
Selain itu, salah satu penari juga membawa boneka kepala manusia.
tari tradisional sulawesi barat

Tari Bulu Londong ini biasanya diiringi oleh musik tradisional gendang.
Gendang yang digunakan terdiri dari 2 gendang
Dimainkan oleh 4 orang secara bergantian.
Irama yang dimainkan bertempo cepat namun disesuaikan dengan gerakan para penari.

Dalam tarian ini juga diselingi dengan syair yang dibawakan oleh para penari.
Saat mengucapkan syair, iringan musik dan gerakan tari akan berhenti
Setelah syair selesai musik dilanjutkan kembali begitu juga para penari.

Selain sebagai tarian perang
Tarian Bulu Londong juga sering ditampilkan sebagai bagian dari upacara Rambutuka bagi yang bernazar saat sakit.
Ketika mereka sembuh dari penyakit yang dideritanya
Mereka juga merayakannya dengan tari bulu londong ini
Sebagai ungkapan rasa syukur.

3.  Tari Ma’bundu
tari tradisional sulawesi barat
Tari Ma’bundu diangkat dari kisah cerita perang masa lampau
Saling mengadu ketangkasan kekebalan terhadap senjata tajam
Pemenangnya yang berhasil membawa ulu tau (pernggalan kepala lawan)
Jumlah
penari Ma’bundu sebanyak 10 orang dengan memakai pakaian
Yang dihiasi dengan ukir-ukiran yang  terbuat dari kerang kecil.
Pada bagian kepala memakai topi dengan tanduk dan palo-palo.
Dibagian tangan memakai gelang ( potto balussu).
Para penari juga membawa tombak sebagai aksesoris tarian.

4.  Tari Patuddu
Tari Patuddu merupakan tarian yang ditampilkan oleh para penari wanita.
Jumlah penari Tari Patuddu ini biasanya terdiri dari 5 orang penari atau lebih.
Pada zaman dahulu tarian ini hanya dilakukan oleh para penari yang sudah dewasa
Namun saat ini Tari Patuddu bisa ditampilkan oleh penari yang masih gadis bahkan anak kecil.
tari tradisional sulawesi barat
Tari Patuddu biasanya diiringi dengan iringan musik tradisional seperti Genderang dan Gong.
Selain bunyi Genderang dan Gong
Di beberapa pertunjukan ada yang menambahkan alat musik sejenis Kecapi dan Suling
Sebagai variasi agar terlihat lebih menarik.

Kostum para penari Tari Patuddu busana khas Mandar
Pada bagian lengan atas biasanya lebih ketat.
Sedangkan pada bagian bawah biasanya menggunakan sarung tenun khas Mandar.
Untuk bagian rambut penari biasanya digelung dan di beri hiasan seperti bunga
Maupun menggunakan tusuk berwarna emas.
Kemudian untuk aksesoris, penari menggunakan gelang, anting dan kalung khas Mandar.
Dan tidak lupa penari membawa kipas yang digunakan sebagai alat menarinya.

Tari Patuddu sering ditampilkan di berbagai acara seperti acara penyambutan, pertunjukan seni, dan festival budaya.
Tari Patuddu dulunya ditampilkan untuk menyambut para prajurit yang pulang dari medan perang.

5.  Tari Toerang Batu
Tari Toerang Batu ditampilkan oleh para penari pria sebagai prajurit dan penari wanita sebagai pendukung tari.
Penari pria menari dengan menggunakan senjata seperti tombak, pedang dan keris pusaka yang digunakan untuk menari.
Sedangkan penari wanita biasanya membawa semacam mangkuk berisi bunga yang nantinya ditaburkan kepada para penari pria.
tari tradisional sulawesi barat
Kostum yang digunakan penari Tari Toerang Batu menggunakan busana adat.
Untuk penari pria, menggunakan baju lengan panjang dan celana panjang.
Juga menggunakan ikat kepala dan kain sarung yang dipakai dipinggang.
Sedangkan kostum penari wanita menggunakan baju lengan pendek dan sarung khas Sulawesi Barat.
Juga menggunakan aksesoris seperti gelang, kalung, anting dan hiasan kepala yang khas.

Tari Toerang Batu biasanya diiringi oleh iringan musik tradisional seperti gong dan gendang khas Sulawesi Barat.
Tari Toerang Batu sering ditampilkan di acara-acara seperti penyambutan tamu penting, pertunjukan seni, dan festival budaya.




No comments:

Post a Comment