Mengenal Sumedang Melalui 7 Objek Wisata Budayanya

objek wisata sumedang

Menjalani rutinitas sehari-hari sering membuat kita penat, oleh karena itu kita perlu refreshing. Salah satu kegiatan refreshing adalah berwisata. Diantara jenis wisata yang ada, wisata budaya layak dicoba sesekali apalagi pergi wisatanya bersama keluarga.

Wisata budaya adalah kegiatan wisata yang bertujuan mempelajari budaya di suatu daerah tertentu. Wisata budaya memiliki jenis yang beragam diantaranya :
·        Wisata religi : mengunjungi tempat-tempat yang memberikan makna spiritual.
·        Wisata edukasi : mengunjungi suatu objek wisata dengan tujuan untuk mempelajari sesuatu dari objek wisata tersebut.
·        Wisata sejarah : mengunjungi suatu objek wisata dengan tujuan untuk mengetahui sejarah atau melihat benda-benda bersejarah dan mempelajari masa lalu dari objek wisata tersebut.
·        Wisata kota :  mengunjungi kota lain dan menyusuri kota tersebut sambil mempelajari budaya baru yang berbeda dengan daerah domisili mereka.
·        Wisata adat : mengunjungi objek wisata adat dengan tujuan untuk mengetahui pola, potensi, arsitektur, serta kebiasaan masyarakat adat dari sebuah daerah.
·        Wisata seni : mengunjungi sebuah objek wisata yang memiliki kesenian tinggi, baik seni pertunjukan maupun seni rupa.

Banyak manfaat yang akan kita dapatkan dari wisata budaya, antara lain :
1.   Melestarikan Budaya
Dengan melakukan wisata budaya kita  turut ambil bagian dalam usaha pelestarian budaya, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Kehadiran kita ke sebuah objek wisata budaya sudah merupakan salah satu upaya yang baik untuk terus melestarikan budaya yang ada. Hal ini akan membantu bangsa untuk mewariskan budayanya secara turun temurun.
2.   Menambah Wawasan Kebudayaan
Ketika kita datang ke sebuah objek wisata budaya bisa menambah wawasan kita mengenai kebudayaan sebuah daerah atau wilayah secara langsung.
3.   Mempelajari Sejarah
Salah satu jenis wisata budaya adalah wisata sejarah. Wisata sejarah akan memberikan kesempatan  bagi kita untuk mempelajari sejarah negeri ini.
4.   Memupuk Rasa Cinta Tanah Air
Ada pepatah yang mengatakan bahwa tak kenal maka tak sayang. Demikian juga dengan budaya bangsa. Jika kita tidak kenal, mana mungkin rasa cinta pada budaya bisa meningkat. Sebaliknya, jika kita mengenal budaya bangsa, maka rasa cinta pada tanah air itu akan meningkat.  
5.   Memperkokoh Jadi Diri

Budaya bangsa merupakan jati diri bangsa. Wisata budaya salah satu jembatan bagi kita untuk bisa memperkokoh jati diri bangsa.

Mengenal Sumedang Melalui Wisata Budaya
Sumedang adalah ibu kota dari Kabupaten Sumedang, dari kota Bandung jaraknya kurang lebih 45 km. Bagi yang pertama kali ke Sumedang , untuk mengenal Sumedang bisa dilakukan dengan cara wisata budaya. Berikut ini 7 objek wisata budaya yang akan memperkenalkan kita dengan Sumedang.

Kampung Cimanglid berada di Desa Pasir Biru, Kecamatan Rancakalong. Di kampung ini pengunjung bisa menyaksikan kebudayaan memanah yang disebut Manahan Kasumedangan. Kebudayaan memanah tersebut merupakan warisan dari kerajaan Sumedang Larang.
objek wisata sumedang

Pertandingan manahan Kasumedangan diawali dengan musik dan tari. Seluruh peserta ikut menari (ngibing) yang diiringi alunan angklung jengklung. Tampak kegembiraan dengan  canda dan tawa, tidak tampak aroma persaingan di antara mereka.

Selepas musik dan tari  masuk ke acara seremonial. Dua pembina menyerahkan panah pusaka peninggalan kerajaan Sumedang Larang kepada sesepuh Sumedang Larang (Pupuhu). Panah pusaka (panah Kabuyutan) itu menjadi simbol kehadiran leluhur pada pertandingan manahan Kasumedangan.

Kedua panah pusaka ditancapkan di atas hiasan dari janur lalu Pupuhu memberikan kata sambutan. Dalam kata sambutannya Pupuhu menerangkan bahwa inti panahan adalah manah, dalam bahasa Sunda berarti hati. Hal ini bermakna bahwa memanah harus dilakukan dengan hati bersih.

Selesai kata sambutan dari Pupuhu selubung yang menutupi target atau sasaran dibuka. Sasaran yang akan dibidik oleh peserta berupa patung Dasamuka dengan 50 meter dari tempat para peserta.

Diambilnya Dasamuka sebagai sasaran  bermakna membinasakan orang-orang yang berwajah dan berkepribadian banyak. Sasaran tersebut memiliki nilai-nilai, berdasarkan dari tingkat kesulitan membidiknya. Kepala memiliki nilai tertinggi, yaitu sembilan, dada nilai tujuh, perut nilai lima, bagian tubuh lainnya dinilai satu. Peserta yang paling banyak mengumpulkan nilai, dialah juaranya.

2.   Kampung Cigumentong
Kampung Cigumentong berada di dalam kawasan hutan konservasi Gunung Kareumbi. Untuk sampai di kampung ini harus melalui kawasan hutan Gunung Kareumbi dengan jarak sekitar 2 km. Medan yang dilalui menuju kampung ini tanah bercampur batu kerikil oleh karena itu hanya kendaraan roda dua yang bisa digunakan untuk menjangkau kampung ini.
objek wisata sumedang

Di Kampung Cigumentong pengunjung akan menemukan rumah penduduk yang berarsitektur rumah adat panggung. Di kampung ini juga setiap tahun selalu diadakan pesta panen yang disatukan dengan hajat buruan.

Kebiasaan berkebun warga di kampung ini tergolong unik karena warga di sini berkebun menggunakan bahan-bahan organik. Tidak ada yang menggunakan pupuk anorganik dan pembasmi hama pestisida.

Letaknya yang terpencil di tengah hutan menyebabkan Kampung Cigumentong belum terjangkau oleh jaringan listrik PLN. Untuk penerangan warga menggunakan listrik yang bersumber dari mesin  pembangkit listrik Mikrohidro bantuan pemerintah.

Karena menggunakan tenaga air mesin akan beroperasi jika debit airnya mencukupi dengan kapasitas listrik yang dihasilkan sebesar 300 Watt. Selain itu setipa warga juga memiliki pembangkit listrik tenaga surya di rumahnya.

3.   Kampung Ladang
Kampung Ladang berada di puncak bukit Pasir Peti sebelah barat daya kota Sumedang. Hanya berjarak 3 km dari Alun-alun Sumedang, memudahkan pengunjung untuk bisa sampai di kampung ini. Untuk sampai di kampung ini melewati jalan utama yang menuju ke arah Bandung, tepat di pertigaan yang masuk ke SMP 7 Sumedang, belok ke kiri searah dengan jalan ke SMP 7 Sumedang. Dengan menyusuri jalan menanjak sekitar 1 km, pengunjung akan sampai di kampung ini.

Dari Kampung Ladang pengunjung bisa menyaksikan pemandangan panorama alam yang indah terhampar luas di sebelah utara. Dari sini juga pengunjung bisa melihat pemandangan kota Sumedang dan pegunungan seperti Gunung Tampomas dan Gunung Ciremai yang berada di luar Sumedang.
objek wisata sumedang

Kampung Ladang menyajikan konsep wisata memperkenalkan budaya pertanian Sunda/Sumedang dan tradisi serta seni yang semakin lama terkikis oleh budaya impor. Dengan bermotokan Kearifan Lokal di tengah Budaya Global, yang memiliki arti: kemajuan teknologi dan informasi dengan tidak melupakan unsur-unsur budaya dan tradisi sehingga kita tidak mengubah jati diri sebagai bangsa yang arif dan berbudaya.

Didukung dengan berbagai fasilitas yang tersedia seperti lapangan yang luas, tempat parkir, tempat bermain yang menyenangkan dan sebagainya, menjadikan Kampung Ladang cocok untuk dijadikan tempat wisata keluarga.

Banyak obyek wisata yang bisa dinikmati di Kampung Ladang ini diantaranya wisata budaya, wisata desa, outbond dan dapur hawu. Di Kampung Ladang ini pengunjung bisa menikmati suasana pedesaan dan berinteraksi secara langsung dalam penanaman palawija, pemupukan dan panennya serta ikut menikmati hasil panen bersama petani setempat.


Kawasan wisata Penenjoan merupakan Objek Daerah Tujuan Wisata (ODTW) yang didalamnya terdapat Rumah Adat Sunda julang ngapak dan kadal depa serta upacara adat Ngalaksa dan Tari Tarawangsa. Ada empat buah rumah adat yang berada di kawasan ini ditambah dengan satu buah aula besar.

Pembangunan rumah adat ini dibiayai dari dana Coorporate Social Reponsibility (CSR) Bank BJB Sumedang. Rencananya, seluruh bangunan yang akan didirikan di kawasan wisata Panenjoan Rancakalong, 16 unit bangunan.
objek wisata sumedang

Terdiri atas, 10 unit rumah Pemangku Adat Desa, dan masing-masing satu unit rumah Pemangku Adat Kecamatan, Pemangku Adat Kabupaten, rumah Pemangku Adat Gubernur Jabar, Pendopo, serta dua ruang makan bersama berikut perlengkapannya.

Keberadaan rumah pemangku adat di kawasan tersebut selain berfungsi untuk pelestarian dan pengembangan budaya Sunda, juga akan menjadi daya tarik wisata budaya bagi Kabupaten Sumedang. Seperti difungsikan sebagai tempat menggelar event-event budaya, di samping upacara adat ngalaksa yang biasa digelar setahun sekali di Rancakalong.

Museum Prabu Geusan Ulun posisi letaknya tepat di tengah kota Sumedang. Museum ini berdampingan dengan Gedung Bengkok atau sering juga disebut dengan Gedung Negara, berhadapan dengan Gedung-gedung Pemerintah. Jarak tempuh dari Bandung ke tempat ini sekitar 45 kilometer, sedangkan jarak tempuh dari Cirebon sekitar 85 kilometer.
objek wisata sumedang

Museum ini dikelilingi tembok/dinding yang tingginya 2,5 meter. Luas halamannya 1,88 ha dihiasi taman-taman dan ditanami pohon-pohon langka. Museum ini menyimpan barang peninggalan kerajaan Sumedang Larang.

Agar barang peninggalan sejarah Sumedang tersebut bisa diperlihatkan kepada khalayak umum, bukan hanya keluarga Sumedang saja, timbulah gagasan untuk membuat museum. Sehingga dengan melihat peninggalannya di museum ini, lebih banyak orang yang akan mengenal mengenai Kerajaan Sumedang Larang.

Desa Sekarwangi terletak di wilayah paling barat Kecamatan Buahdua. Jarak dari ibu kota kecamatan sekitar 6 km, dan berbatasan langsung dengan Kecamatan Conggeang. Di desa ini pengunjung bisa menikmati objek wisata yang diberi nama Rumah Buhun.
objek wisata sumedang

Di dalam Rumah Buhun ini terdapat berbagai koleksi yang berkaitan dengan peralatan budaya dan kesenian. Rumah Buhun dibangun sebagai salah satu upaya melestarikan budaya Sunda khususnya yang berbentuk peralatan dan kesenian.

Pembangunan Rumah Buhun di prakarsai oleh Bapak Ir. Nanang bersama dengan Bapak Kusnadi sebagai Kepala Desa Sekarwangi pada waktu itu, Mpah Andang dan Bapak Yaya Kuswaya. Rumah Buhun didirikan pada tanggal 20 September 2010.

Awalnya Rumah Buhun ini diisi oleh barang-barang yang merupakan koleksi pribadi Bapak Nanang dan titipan masyarakat Desa Sekarwangi. Barang-barang yang menjadi koleksi Rumah Buhun ini diantaranya adalah dua set kursi antik, televisi dan radio lama, kamar tidur lama lengkap dengan kelambu dan peralatan makan lama.

Selain itu ada peralatan yang digunakan sehari-hari seperti gelas yang terbuat dari batok kelapa dan lampu minyak, ada juga peralatan yang digunakan dalam upacara adat seperti lisung dan bokor.

Selain untuk menyimpan berbagai peralatan dan kesenian, Rumah Buhun juga menjadi tempat untuk melaksanakan kegiatan kesenian tutunggulan. Ibu-ibu setempat biasa melaksanakan latihan seni tutunggulan di pekarangan rumah ini.

Seni tutunggulan adalah memainkan musik menggunakan lisung atau alat penumbuk padi. Pemainnya berjumlah 12 sampai 20 orang, dimana lima orang untuk sekali main. Salah satu lagu yang sering dibawakan ole seni tutunggilan ini lagu Rumpatkaca. Seni Tutunggulan salah satu pengisi acara kebudayaan yang dilaksanakan di Desa Sekarwangi yaitu Gebyar Sekarwangi.

Saung Budaya Sumedang atau Sabusu berlokasi di samping Institut Manajemen Koperasi Indonesia (Ikopin) Jatinangor. Tepat berada di pinggir Jalan Raya Jatinangor. Sabusu adalah ruang publik yang diperuntukkan untuk penggiat seni melakukan kegiatan seni dan memamerkan hasil karyanya kepada publik.
objek wisata sumedang

Di wilayah Jatinangor banyak seniman dan komunitas seni yang bergerak dalam pelestarian seni tradisi yang berada di wilayah Jatinangor. Mereka berusaha mengkampanyekan gairah seni dan budaya ke seluruh penjuru Jatinangor.

Bapak Supriatna, sebagai sesepuh Sanggar Seni Motekar dengan dukungan berbagai elemen masyarakat terutama sesama seniman dan beberapa Kepala Desa meminta perhatian dari Pemerintah Kabupaten Sumedang terhadap kelangsungan seni dan budaya di Jatinangor.

Maka dibangunlah Sabusu yang didirikan pada tahun 2000 oleh Pemerintah Kabupaten Sumedang. Bapak Supriatna sebagai salah seorang pengurus Saung Budaya Sumedang saat itu, mengaku bahagia dengan hadirnya Saung Budaya Sumedang karena banyak budaya Sunda khususnya Sumedang yang patut dilestarikan. Ada beberapa program yang diusung Bapak Supriatna saat itu, diantaranya mengadakan pelatihan, lomba kesenian, dan rampak sekar. Pelatihan tersebut terdiri dari tari klasik, gamelan, dan tari jaipong.

Selain Bapak Supriatna, pembangunan Saung Budaya Sumedang ini juga disambut baik oleh masyarakat sekitar, mahasiswa dan para budayawan serta seniman setempat. Beberapa orang ikut menyumbangkan properti untuk melengkapi Saung Budaya Sumedang. Seniman dan anak-anak didik sanggar sering mengadakan pertunjukan seni dan memamerkan kerajinan tangan. Para pedagang berjualan barang atau bahan asli yang merupakan ciri khas Sumedang di luar saung.

Itulah 7 objek wisata budaya yang membuat kita mengenal Sumedang lebih dekat. Dengan mengenal Sumedang dengan baik maka kita bisa mempromosikan Sumedang kepada kerabat, teman dan mitra untuk berwisata ke Sumedang.


Referensi


No comments:

Post a Comment