12 Jenis Tari Tradisional Kalimantan Tengah yang Perlu Anda Ketahui

tari tradisional kalimantan tengah

Tari tradisional Kalimantan Tengah adalah tari yang telah melampaui perjalanan perkembangan yang cukup lama
Dan senantiasa berpijak pada pola-pola yang telah mentradisi di Kalimantan Tengah.
Untuk menambah wawasan tentang tari tradisioal Kalimantan Tengah.
Berikut ini paparan 12 jenis tari tradisional Kalimantan Tengah, diantaranya :
1.   Tari Balean Dadas
Nama Balean Dadas  di ambil dari sebutan dukun perempuan, yang dalam masyarakat Dayak disebut Balean Dadas.
tari balean dadas
Tari Balean Dadas merupakan tarian untuk meminta kesembuhan kepada Ranying Hatala Langit (Tuhan) bagi mereka yang sakit.
Tarian ini biasanya di lakukan oleh dukun perempuan suku Dayak.
Tari Balean Dadas sangat kental akan nuansa mistis.
Karena awalnya tarian ini di gunakan masyarakat dalam ritual penyembuhan warga yang sakit.
Namun seiring perkembangan, tarian ini di adaptasi menjadi tarian kebudayaan, sebagai pelestarian kebudayaan asli masyarakat Dayak.
Gerakan dalam tarian ini menggambarkan permohonan kepada Tuhan untuk di berikan kesembuhan kepada mereka yang sakit.
Sarana sesembahan yang di gunakan dalam tarian ini antara lain lilin, balanai dan damar .
Kostum yang di gunakan oleh penari Balean Dadas penuh warna dan corak berwarna hitam, putih, merah, kuning dan hijau
Di lengkapi juga dengan aksesoris seperti gelang, kalung taring dan janur.
Seiring dengan perkembangannya tarian ini tidak hanya di gunakan dalam ritual adat saja.
Namun juga di gunakan dalam acara seperti acara penyambutan, peresmian dan juga festival budaya.
Karena di fungsikan sebagai sarana hiburan, maka tarian ini sudah banyak di modifikasi dari bentuk aslinya.
Agar terlihat lebih menarik dan tidak terlalu bernuansa mistis.
Beberapa sanggar tari yang ada di Kalimantan masih melestarikan tarian tersebut.
Sehingga wisatawan masih bisa menonton kesenian tari tersebut, di acara budaya atau acara yang di selenggarakan oleh sanggar tari di sana.

2.   Tari Belian Bewo
Tari Belian Bawo bertujuan untuk mengobati orang sakit, menolak penyakit, membayar nazar dan lain sebagainya.
tari belian bewo
Jika penyakit disebabkan oleh santet, maka saat itu si pasien bisa memutuskan apakah akan mengirim balik santet itu, atau memberikannya kepada tumbal berupa binatang seperti ayam atau babi.
Jika sakit pasien berada dibagian perut, maka dukun akan menghisap perut pasien , lalu mengeluarkan macam-macam barang atau binatang.
Kalau sakit pasien bukan karena pengaruh magis dan memerlukan obat-oabatan
Maka salah satu penari senior dapat tiba-tiba terjun dari atas lamin yang tingginya bisa mencapai 5 meter, dan menghilang sampai 1 jam atau lebih untuk mencari obat-obatan
Kemudian akan kembali tanpa terluka dengan membawa obat-obatan yang diperlukan. 
Setelah pengobatan oleh dukun, maka si pasien harus melakukan pantangan selama satu hari.
Tidak boleh keluar rumah, makanan terong, asam, rebung dan semua jenis hewan melata.
Selain itu suasana rumah harus sepi dan tidak diperkenankan menerima tamu.
Suasana tersebut ditandai dengan penancapan dahan dan daun kayu hidup di samping pintu masuk rumah bagian luar. 
Untuk irama dan ritme musik, tari ini mempunyai aturan tersendiri.
Jika ada yang salah memainkan musik maka ritual akan gagal
Dukun akan mengalami kesurupan yang sangat tidak wajar, jika hal tersebut terjadi maka musik harus di netralkan kembali`
Ritual ini biasanya berlangsung selama satu malam, namun kadang bisa mencapai beberapa hari.
Awalnya, tarian ini merupakan Upacara adat yang sering dibawakan oleh suku Dayak yang berdiam di Kutai. 
Upacara adat tersebut diubah menjadi tarian dan dibuat modern
Tari Belian Bawo sering disajikan pada acara-acara pemerintahan
dan acara kesenian seperti pada saat acara  Erau tempong tawar, Erau pelas dan festival budaya.

3.   Tari Giring-Giring
Tari Giring Giring adalah tarian tradisional yang menggunakan tongkat sebagai pelengkap dalam tariannya.
tari giring-giring
Tarian ini merupakan tarian yang mengekspresikan kegembiraan dan rasa senang masyarakat
Nama Giring Giring di ambil dari nama tongkat yang di mainkan oleh para penarinya.
Tongkat Giring Giring atau disebut Gangerang oleh masyarakat Kalimantan Tengah. 
Dalam tari Giring Giring ada 2 jenis tongkat yang di gunakan, yaitu tongkat panjang dan tongkat pendek.
Tongkat panjang di pegang tangan kiri, di gunakan untuk menghentakkan ke lantai.
Sedangkan tongkat pendek di pegang tangan kanan, di mainkan dengan cara di ayunkan.
Tongkat pendek tersebut terbuat dari bambu tipis, yang di isi dengan biji piding sehingga menghasilkan suara yang unik
Apabila di padukan dengan suara hentakan tongkat yang panjang.
Gerakan pada tarian ini sebernarnya cukup sulit, karena selain menari, penari juga memainkan tongkat
Sehingga membutuhkan kombinasi, dan konsentrasi dalam melakukannya.  
Kombinasi suara dan gerakan inilah yang menjadikan keunikan, dan menjadi perhatian para penonton dalam tarian ini. 
Tari Giring Giring di iringi musik pengiring tradisional, seperti kangkanung, gendang dan gerantung.
Saat penari memainkan tongkat di padukan dengan musik pengiring. Sehingga harus mendapatkan ritme yang pas, agar suara yang di hasilkan terdengar bagus.
Keserasian bunyi hentakan tongkat panjang, getaran biji-biji dalam tongkat kecil, serta gerakan tangan dan kaki yang seirama dengan iringan musik yang energik itulah yang menimbulkan keindahan, dan menjadi daya tarik tari Giring-giring.
Tarian ini awalnya merupakan tarian yang berasal dari suku Dayak Ma’anyan, kemudian berkembang dan populer di Kalimantan Tengah,
terutama di Kabupaten Barito.
Dalam perkembangannya, tarian Giring Giring masih tetap di lestarikan dan dikembangkan oleh masyarakat di sana.
Banyak kreasi tambahan yang di lakukan di setiap pertunjukannya, seperti dalam hal gerakan dan busana yang di gunakan
Dengan tujuan agar pertunjukan tari yang di tampilkan terlihat menarik.
Tarian ini bisa ditemukan di acara - acara yang bersifat kegembiraan
Seperti pesta panen, hajatan, penyambutan tamu besar, acara adat, dan festival budaya di Kalimantan Tengah.

4.   Tari Hugo Dan Huda
Tari Hugo dan Huda ini merupakan tarian tradisional yang termasuk dalam tarian ritual agar para dewa menurunkan hujan ke bumi.
tari hugo dan huda
Tarian ini biasanya dilakukan apabila telah berlangsung musim kemarau yang cukup lama.
Namun tarian ini sering juga dipertunjukkan sebagai tarian hiburan untuk pelepas stress dari masyarakat yang ada yang disekitar daerah tersebut.
Tarian Hugo dan Huda dilakukan oleh satu orang saja, biasanya tarian ini dilakukan oleh perempuan untuk menghibur para masyarakat.
Tarian ini diiringi dengan alat musik kecapi.

5.   Tari Kayau
Kayau atau mengayau artinya adalah memotong kepala musuh.
Didalam masyarakat Kalimantan Tengah khususnya pada suku Dayak Iban
kayau atau mengayau ini merupakan upacara adat
tari kayau
Dilakukan sebagai bentuk dari keberanian, kejantanan dan juga kekuasan
dalam melindungi keberadaan suku tersebut dari ancaman musuh.
Alat mengayau yang digunakan adalah Mandau, senjata tradisional suku dayak.
Tidak semua orang dapat mengayau, ada aturan siapa saja yang diperbolehkan mengayau.
Orang yang melakukan upacara mengayau harus bersih hati, berada didalam kelompok dan tidak berpencar, sesaji yang ada tidak boleh diambil ataupun dicuri.
Secara turun temurun, upacara mengayau dengan tarian kayau ini diturunkan sejak pertama kali oleh Urang Lindau Lendau Dibiau Takang Isang, yaitu seorang yang gagah berani dizamannya.
Bagi mereka yang mendapatkan kepala musuh, akan diberi gelar bujang berani.
Saat ini tarian kayau yang mempersembahkan kepala orang digantikan dengan kepala babi
Ada tiga tahap dalam upacara mengayau ini :
1)   Mengantar sesaji kepada bentang (rumah suku adat dayak)
2)   Turun bentang (melakukan pengayauan terhadap kepala babi)
3)   Memasuki rumah betang yang ditandai dengan bunyi-bunyian musik.
Dalam upacara ini peralatan yang gunakan adalah tombak, perisai, dan mandau.
Selain itu juga peralatan lain yang mendukug dalam upacara ini adalah gong besar dan kecil, dan juga sesaji.
Upacara mengayau ini merupakan simbol tentang kekuasaan, keberanian, tanggung jawab sosial, dan nilai pendidikan
Mengayau adalah sebuah kegiatan yang bersifat untuk melindungi diri dan bukan kegiatan yang negatif.

6.   Tari Kinyah Mandau
Tari  Kinyah Mandau merupakan salah satu tarian yang menampilkan unsur bela diri, seni perang dan seni teatrikal.
tari kinyah mandau
Tarian ini sangat terkenal dan hampir semua suku Dayak di Kalimantan memiliki tarian jenis ini.
Di Kalimantan tengah di sebut dengan Tari Kinyah Mandau.
Nama Tari Kinyah Mandau di ambil dari kata kinyah yang berarti tarian perang menggunakan mandau sebagai senjatanya.
Tarian ini berawal dari tradisi suku Dayak jaman dahulu yang di sebut kinyah, tarian perang  sebagai persiapan untuk membunuh dan memburu kepala musuh.
Pada masa itu para pemuda Dayak harus melakukan pemburuan kepala
untuk berbagai alasan yang berbeda di setiap sub sukunya.
Sebagai persiapan fisik untuk pemburuan itu maka di lakukan kinyah atau tarian perang. 
Dulu tarian ini di pertunjukan di kampung  untuk melihat dan mengamati
pemuda mana yang siap di lepas ke hutan untuk memburu kepala siapa saja yang di temuinya.
Peraturan dalam tradisi pemburuan kepala ini tidak boleh membunuh yang berasal dari kampungnya sendiri.
Pada masa itu ada 3 istilah yang sangat di takuti, yaitu hapini (saling membunuh), hakayau(saling potong kepala) dan hajipen (memperbudak).
Hukum rimba berlaku pada masa itu, siapa yang kuat dia yang berkuasa.
Setiap anak laki-laki Dayak yang berhasil mendapatkan kepala manusia. diberi tato di bagian betisnya, menunjukan bahwa anak ini sudah menjadi dewasa.
Alasan lain yang dilakukan Dayak ngaju zaman dahulu dalam melakukan mengayau, untuk keperluan upacara “Tiwah” .
Tiwah adalah upacara membersihkan tulang-belulang leluhur untuk diantar ke surga.
Kepala manusia akan digantung di sangkaraya (pusat upacara tiwahnya)
Kemudian dikuburkan di dekat “sandung” atau rumah kecil tempat menaruh tulang-belulang leluhur yang ditiwahkan
Bila orang tersebut memiliki “jipen”atau budak, maka akan turut dibunuh juga.
Tradisi mengayau atau pemburuan kepala ini berakhir saat perjanjian damai Tumbang Anoi.
Ketika terjadi perjanjian damai ini, pemimpin sub suku Dayak bertemu dan melakukan perdamaian.
Setelah perjanjian selesai maka setiap sub suku Dayak menunjukkan gerakan kinyahnya masing-masing
Sejak saat itu sekat rahasia, curiga antara sub suku Dayak diruntuhkan.
Ketika perjanjian damai ini, Sub suku Oot Danum yang membawakan gerakan kinyahnya.
Karena Sub suku Oot Danum yang terkenal akan gerakan dan teknik berbahaya untuk membunuh musuh-musuhnya.
Gerakan dalam kinyah bervariasi, karena setiap sub suku Dayak mempunyai gerakan atau jurus rahasia masing – masing.
Konon katanya, apabila mengajarkan gerakan pada suku lain akan di anggap penghianat dan akan di hukum mati.
Namun setelah perjanjian damai tumbang anoi, semua sub suku Dayak bersatu dan tidak ada curiga rahasia antar sub suku.
Tarian ini di ubah menjadi sarana kesenian dan hiburan bagi masyarakat.
Dalam perkembangannya, gerakan pada tarian ini di modifikasi dengan berbagai variasi gerakan tari dan unsur teatrikal, menggambarkan jiwa dan semangat keberanian suku Dayak.
Dengan gerakan yang gesit seakan ingin memburu musuh, menjadikan tarian ini sangat mengagumkan.
Kostum yang di gunakan dalam tarian ini pakaian khas suku Dayak dan ikat kepala yang di hiasi bulu burung enggang.
Tubuh mereka di hiasi dengan tattoo khas suku Dayak yang mempunyai arti sendiri dalam setiap gambarnya.
Tari di iringi oleh musik tradisional Dayak. Dengan iringan musik ber ritme tinggi dan gerakan gesit dari penarinya, membuat tarian ini terlihat sangat mengagumkan
Penonton seakan merasakan semangat perang yang di pertunjukan dalam tarian tersebut.
Tarian Kinyah Mandau ini bisa ditemukan di berbagai acara kebudayaan di Kalimantan Tengah seperti penyambutan tamu besar dan acara festival budaya.
Tarian ini tidak hanya di terkenal di Indonesia, namun juga sampai ke luar negeri.
Tari Kinyah Mandau juga sering di pertunjukan di festival kebudayaan etnik di dunia untuk mewakili Indonesia.

7.   Tari Manasai
Tari Manasai adalah salah satu tarian penyambutan tamu yang datang ke Kalimantan Tengah.
tari manasai
Tarian ini biasa di sebut sebagai tarian selamat datang dari Kalimantan Tengah.
Dalam tarian ini melambangkan kegembiraan  masyarakat dalam menyambut para tamu atau wisatawan yang datang.
Tari Manasai biasanya di lakukan oleh pria dan wanita, dengan barisan yang berselang seling dalam satu lingkaran.
Tarian ini merupakan salah satu tarian yang interaktif. mengajak para penonton ikut menari.
Siapapun boleh bergabung dalam tari tersebut, dari yang muda sampai yang tua boleh bergabung dalam lingkaran tari tersebut.  
Dengan bergabungnya para penonton akan membuat lingkaran tersebut semakin besar.
Sehingga para penonton yang ikut menari akan hanyut dalam kemeriahan tarian tersebut.
Gerakan dalam Tari Manasai sebenarnya sangat sederhana dan menyenangkan.
Pertama di mulai dengan mengahadap kedalam lingkaran
Kemudian berputar ke arah kanan sambil melakukan gerak maju dan berlawanan dengan arah jarum jam.
Kemudian menghadap ke luar lingkaran dan berputar lagi kearah kiri sambil melakukan gerakan maju dan berlawanan dengan arah jarum jam.
Begitu seterusnya, para penari menari dengan lemah gemulai dan indah sambil mengikuti irama lagu pengiring yaitu lagu manasai , lagu tradisional Kalimantan Tengah.
Dalam pertunjukan Tari Manasai penari di lengkapi dengan baju adat dan penutup kepala yang di sisipi bulu burung tingang.
Penari juga di lengkapi dengan bahalai atau selendang sebagai attribute menarinya.
Menggunakan guci sebagai media tambahan yang di kelilingi oleh barisan penari.
Guci tersebut biasanya di beri hiasan seperti bambu atau hiasan lain yang di ikat dengan selendang.

8.   Tari Mandau
Tari Mandau adalah tari tradisional suku Dayak  yang menampilkan atraksi dalam memainkan Mandau sebagai pelengkap tarinya.
tari mandau
Nama Tari Mandau di ambil dari pelengkap yang di gunakan dalam tarian tersebut, yaitu Mandau.
Mandau merupakan senjata tradisional suku Dayak yang berbentuk parang/pedang.
Gerakan Tari Mandau lebih mengedepankan atraksi dan seni tari yang indah, dalam memainkan senjata Mandau dan talawang.
Talawang merupakan senjata tradisional suku Dayak yang berbentuk perisai.
Berbeda dengan “Tari Mandau Kinyah” yang lebih mengedepankan unsur teatrikal dan seni perang dalam pertunjukannya.
Tidak jarang dalam pertunjukan tarian ini mempertontonkan adegan yang berbahaya
Contohnya seperti mengayunkan dan  menggigit  Mandau yang tajam.
Namun semua itu tidak berbahaya bagi para penari, karena sebelum pertunjukan sudah dilakukan ritual khusus agar pertunjukan berjalan aman.
Dan tentunya mereka sudah terlatih untuk melakukannya.
Tari Mandau tidak hanya di mainkan penari pria namun juga wanita. 
Kostum yang di gunakan adalah rompi kulit dengan corak khas busana tradisional Dayak.
Dengan berbagai aksesoris seperti penutup kepala berbentuk burung tingang, gelang, kalung  dan tattoo yang mewarnai tubuh mereka.
Selain itu perlengkapan yang wajib di gunakan, yaitu Mandau dan talawang.
Tari Mandau diiringi oleh alunan suara yang merdu dan menghentak
Dari alat musik tradisional Dayak yaitu gandang dan gerantung.
Gerantung merupakan alat musik yang terbuat dari logam, bentuknya menyerupai alat musik gamelan dari Jawa.
Menurut cerita rakyat, alat musik gerantung dulunya di turunkan langsung dari kahyangan sebagai alat komunikasi kepada para leluhur.
Alunan musik pengiring tersebut seakan menyatu dengan gerakan
yang di tampilkan para penari sehingga terlihat menarik dan menakjubkan.
Dalam perkembangannya, Tari Mandau sering menghiasi panggung di acara adat daerah, upacara penyambutan, festival budaya dan lain - lain.
Tarian ini juga sering di tampilkan pada acara festival budaya internasional untuk mewakili kebudayaan etnik tradisional Indonesia.
Di Kalimantan Tengah sendiri, tarian ini masih terus di lestarikan, banyak di bentuk sanggar tari untuk melestarikannya.

9.   Tari Manganjan
Tari Manganjan merupakan tarian ritual suku dayak baik itu laki-laki maupun perempuan untuk melakukan ritual tertentu, seperti halnya upacara tiwah ataupun upacara lainnya.
tari manganjan
Tiwah sendiri adalah prosesi menghantarkan para roh leluhur sanak saudara yang sudah meninggal dunia ke alam baka
Dengan cara menyucikan serta memindahkan semua sisa jasad dari liang kubur,  menuju ke sebuah tempat yang dinamakan sandung.

10.       Tari Putri Malawen
Tari Putri Malawen merupakan tarian tradisional yang berasal dari Barito.
Tarian ini dahulu ditampilkan diacara-acara besar kerajaan
tari putri malawen
Ditarikan oleh para penari wanita yang berasal dari sekitar danau Malawen di Barito.
Namun sayangnya tidak banyak informasi yang diperoleh mengenai tari ini.

11.       Tari Tambun Dan Bungai
Tari tambun dan bungai merupakan tarian tradisional yang mengisahkan kepahlawanan Tambun dan Bungai mengusir musuh yang akan merampas hasil panen dari rakyat.
tari tambun dan bungai
Tambun dan bungai adalah para pejuang di Kalimantan Tengah.
Tambun dan Bungai tokoh legenda dari suku dayak Ot Danum, yang tinggal di tengah pulau Kalimantan, khususnya di wilayah Kabupaten gunung Mas.
Tambun dan Bungai adalah seorang saudara
sepupu, ayah mereka merupakan adik-kakak.
Kedua orang ini memiliki perasaan yang sama,  jika salah satu diantara dari mereka bersedih, maka yang satunya akan ikut merasakan kesedihan juga. Keduanya memiliki karakter serta sifat yang sama.
Mereka juga memiliki watak yang cerdas, peramah, lemah lembut, suka menolong sesama, sedikit menerima banyak memberi, bijaksana, cepat kaki ringan tangan,  dan juga pantang menyerah untuk membela kebenaran.
Salah satu peristiwa penting yang menjadikan Tambun dan Bungai sebagai pejuang dari Kalimantan Tengah
Mereka selalu menang didalam pertempuran melawan musuh  yang akan merampas tanah dan juga panen masyarakat setempat.
Mereka mendapat gelar dari sang Nyai Undang raja di Pematang Sawang.
Gelar ini adalah Tumenggung Tambun Terjun Ringkin Duhung, dan juga Tumenggung Bungai Andin Sindai.
Atas semua perjuangan Tambun dan juga Bungai banyak orang yang menciptakan kebudayaan untuk mengenang mereka, salah satunya  Tarian Tambun dan Bungai.

12.       Tari Tuntung Tulus
Tari tuntung Tulus merupakan tarian tradisional yang sering ditampilkan diacara perlombaan atau event tertentu di Provinsi Kalimantan Tengah.
tari tuntung tulus
Namun sayangnya tidak banyak informasi yang diperoleh mengenai tari ini.




No comments:

Post a Comment