Provinsi
ini terletak di Indonesia bagian
Tenggara.
Provinsi
ini terdiri dari beberapa pulau
Selain memiliki
pariwisata yang cukup banyak lagi menawan.
Berupa
keragaman kebudayaan
Kebudayaan
yang akan dibahas kali ini
Antara
lain pakaian adat, rumah adat, dan tari tradisionalnya
A.Pakaian Adat Nusa
Tenggara Timur
Masing-masing
suku di Nusa Tengggara Timur
Memiliki
pakaian adat yang menjadi ciri khasnya
Pakaian
adat selain digunakan sebagai pelindung tubuh
Dari
teriknya matahari mapun dinginnya hujan.
Juga
menjadi ciri khas tersendiri
Berikut
ini baju adat Nusa Tenggara Timur
Yang
menjadi ciri khas Suku Rote, Suku Sabu,
Suku Helong dan Suku Dawan:
1. Pakaian Adat Suku
Rote
Salah satu keunikannya yaitu Ti’i
langga.
Ti’i
langga adalah topi yang memiliki bentuk
seperti topi khas meksiko sombrero
Topi ini terbuat dari bahan
daun lontar kering.
Topi
ini memiliki fungsi sebagai
simbol percaya diri
Serta
wibawa jika dipakai oleh laki-laki suku Rote
Kaum wanita memakai kebaya pendek
Bagian
bawahnya mengenakan kain tenun
Pakaian
adat ini memiliki motif khusus
Yang
sering digunakan motif pohon tengkorak.
Sehelai
selendang menempel pada bahunya.
Rambut
disanggul serta memakai hiasan
Berbentuk
bulan sabit dengan tiga buah bintang.
Hiasan
tersebut disebut bulak molik.
Aksesoris
lainnya adalah gelang, anting, kalung susun (habas), dan pending.
Motif
hiasan pending memakai motif bunga atau hewan
unggas.
Pakaian
adat laki-laki berupa kemeja berlengan panjang
berwarna putih polos.
Bagian
bawahnya memakai sarung
tenun berwarna gelap.
Motif
dari sarung tenun ini pun bermacam-macam
Seperti
binatang dan tumbuhan yang ada di Nusa Tenggara Timur.
Laki-laki
Rote juga menggunakan Ti’i langga
Tambahan aksesoris lain berupa sehelai kain tenun
Berukuran kecil yang diselempangkan di bahu
Dengan motif yang disesuaikan dengan sarung
tenunnya.
Ada
juga golok untuk diselipkan di pinggang bagian depan.
Memakai
atasan kemeja berlengan panjang berwarna putih polos.
Bawahannya
memakai sarung tenun
Di bahu
diselempangkan sehelai kain tenun
Memakai
ikat kepala juga
Sedangkan
pakaian adat untuk upacara pernikahan.
Laki –
laki menggunakan selendang pada bahu
Destar
sebagai pengikat kepala, serta ikat pinggang.
Ada
juga kalung mustilak
Sepasang
gelang emas atau habas serta perhiasan leher.
Untuk
pakaian sehari-hari wanita
Suku Sabu memakai kebaya
pendek
Dengan
bawahan kain tenun dua kali lilitan tanpa aksesories.
Sedangkan untuk pengantin perempuan
Memakai
sarung wanita, pending atau ikat pinggang dan sanggul.
Ada
juga aksesoris lain berupa :
·
Gelang
emas serta gading
·
Muti
salak atau kalung dan liontin
·
Mahkota
kepala wanita dan tusuk konde
·
Serta
anting atau giwang emas bermata putih atau berlian.
3. Pakaian Adat Suku
Helong
a)
Pakaian Adat Laki-Laki Suku Helong
Laki-laki
memakai kemeja (Baju Bodo
Dengan
Selimut Helong besar diikat pada pinggang ditambah dengan selimut.
Ada
juga destar untuk diikatkan di kepala dan muti leher atau habas.
b) Pakaian
Adat Wanita Suku Helong
Baju
adat wanita Suku Helong berupa kebaya
Dengan
bawahan sarung diikat pada pinggang
Lalu
ditutup dengan selendang penutup Pending/ikat pinggang emas.
Ada
juga aksesoris lain berupa muti salak/muti leher dengan mainan berbentuk bulan
perhiasan
kepala bulan sabit/bula molik dan giwang (karabu).
4. Pakaian Adat Suku
Dawan
a) Pakaian
Adat Laki-Laki Suku Dawan
Laki-Laki
memakai sarung tenun yang dipakai sampai pinggang
Serta
kain tenun dipakai untuk ikat kepala.
b) Pakaian
Adat Wanita Suku Dawan
Wanita
memakai kain sarung tenun dipakai sampai dada
Dan
lebih menutupi badannya.
Adapun
aksesoris lain berupa gelung rambut dan kalung.
B.Rumah Adat Nusa
Tenggara Timur
Bicara tentang
rumah adat Nusa Tenggara
Timur
Icon budaya rumah adat yang
ada di provinsi Nusa Tenggara Timur.
Nama Musalaki berasal dari kata dalam bahasa Ende Lio yaitu Mosa
dan Laki
Mosa berarti ketua atau kepala sementara Laki berarti Adat atau
suku.
Oleh karena itu dapat ditarik kesimpulan
Bahwa rumah adat ini memang hanya
difungsikan
Sebagai tempat tinggal kepala suku
atau ketua adat Ende.
Sebagai tempat bermusyawarah untuk
memutuskan suatu keputusan
Dan kegiatan lain yang berhubungan
dengan adat atau keagamaan.
Untuk menunjang fungsi tersebut
Untuk menunjang fungsi tersebut
Rumah adat Nusa Tenggara Timur ini
Disusun dengan ukuran besar dan
dengan struktur yang kokoh.
Materialnya sendiri hampir secara keseluruhan berasal dari alam
Mulai dari batu-batuan, kayu,
hingga daun-daunan.
Material-material tersebut digunakan
Untuk semua bagian dari struktur
rumah adat Musalaki ini.
Rumah
Adat Musalaki dibagi 3 bagian. Diantaranya :
1. Kuwu
Lewa (Pondasi)
Ini
merupakan bagian dasar dari rumah adat Musalaki.
Dibuat
dari batu lonceng yang diletakan secara berdiri.
Kuwu
Lewa merupakan batu
yang dipasang untuk mencegah
Dari
kemungkinan roboh akibat gempa.
Satu
lagi ada pondasi yang terbuat dari kayu.
Dipakai
sebagai tumpuan lantai dan menyokong atap.
2. Maga
(Lantai)
Bentuk
lantai rumah adat musalaki berlantai gantung
Susunan
dari papan lantai dibuat jarang
Untuk
menjaga rumah dari kelembaban.
Keunikan
terletak pada bagian lantai terdiri atas 2 jenis.
Lantai
Teo (lantai teras) berada pada bagian luar.
Sedangkan
yang kedua, lantai ndawa (ruang dalam).
Biasanya
lantai teras lebih tinggi daripada lantai dalam.
3. Atap
Atap
dari rumah ini terbuat dari jerami.
Bertumpu
pada rangka yakni saka ibu, leka raja dan kayu palang.
Bagian
rangka atap rumah adat musalaki terbilang unik.
Mempunyai
bentuk yang menjulang tinggi ke atas.
Selain
rumah adat musalaki
Provinsi
Nusa Tenggara Timur juga mempunyai rumah adat lainnya, diantaranya :
1. Rumah Adat Sao Ata Mosa
Lakitana
Di dalam rumah adat ini terdapat suatu tempat suci
Untuk arwah nenek moyang
Yang pada saat-saat tertentu selalu diberi sesaji.
Yang pada saat-saat tertentu selalu diberi sesaji.
a) Yang didasarkan pada model atapnya, yaitu :
Bentuk atap berjoglo yang merupakan rumah adat suku bangsa Sumba
Bentuk atap berjoglo yang merupakan rumah adat suku bangsa Sumba
b) Bentuk
atap atap kerucut bulat, merupakan rumah adat suku bangsa Timor
c) Bentuk
atap seperti perahu terbalik, merupakan rumah adat suku bangsa Rote.
2. Rumah Adat Mbaru Niang
Rumah
adat Mbaru Niang berada di Kampung adat Wae Rebo
Kampung
adat Wae Rebo terdapat di Gunung Pocoroko, Kabupaten Manggarai, Flores, Nusa
Tenggara Timur.
Yaitu
mengerucut di bagian atap hingga hampir menyentuh tanah.
Atap
Mbaru Niang terbuat dari daun lontar yang sudah kering.
Rumah
adat Mbaru Niang memiliki 5 tingkat dengan fungsinya masing-masing, diantaranya :
a) Tingkat
1 (satu) biasa digunakan sebagai
tempat tinggal.
b) Tingkat 2 (dua) adalah ruangan untuk
menyimpan bahan makanan dan barang.
c) Tingkat 3 (tiga) untuk mentimpan benih
tanaman untuk bercocok tanam.
d) Tingkat 4 (empat) untuk menyimpan stok
cadangan makanan yang berguna saat hasil panen kurang berhasil.
e) Tingkat 5 (lima) untuk aneka
sesajian yang disimpan pemilik rumah untuk para leluhur.
3. Rumah Adat Sao Ria Tenda
Bewa Moni Koanara
Rumah
adat Sao Ria Tenda Bewa Moni
Koanara terdapat di Desa Koanara, Kelimutu, Nusa Tenggara
Timur.
Rumah
adat ini cukup unik dan menarik perhatian
Karena
atapnya yang khas.
Atap
rumah adat ini terbuat dari ilalang dan hampir mencapai tanah.
a) Rumah
baku adalah rumah yang digunakan untuk menyimpan tulang belulang milik leluhur.
b) Rumah penyimpanan hasil panen
sawah.
c) Rumah tinggal, dengan ciri ada kepala kerbau
terpampang di depan pintu rumah
C.Tari Tradisional
Nusa Tenggara Timur
Provinsi
Nusa Tenggara Timur sangat kaya dengan tari tradisionalnya
Berikut
ini jenis tari tradisional Nusa Tenggara Timur, antara lain :
1. Tari Atoni Meto
Tari Atoni Meto merupakan gambaran
dari para pemuda Suku Dawan
Yang pandai berburu dengan
daun lontar.
Secara umum, tari kreasi atoni meto ini
Merupakan tarian muda-mudi
yang dipentaskan oleh 4 (empat) - 6 (enam) pasang pria dan wanita.
Yang telah dimodifikasi
dibeberapa bagiannya.
Daun lontar menjadi properti utama yang dapat diubah fungsi
Menjadi pelengkap pakaian
yang digunakan para penari.
Hal tersebut dapat dilihat
Ketika properti wadah air
yang terbuat dari daun lontar
Berubah fungsi menjadi sebuah
hiasan kepala wanita penari.
2. Tari Bidu
Tari Bidu ditampilkan oleh beberapa para penari pria dan
penari wanita
Dengan busana adat dan menari
dengan gerakan yang sangat khas.
Tari Bidu ini merupakan salah satu dari tarian tradisional yang cukup terkenal di masyarakat Belu.
Tari Bidu ini merupakan salah satu dari tarian tradisional yang cukup terkenal di masyarakat Belu.
Tarian ini dulunya digunakan sebagai media pencarian jodoh bagi para
pemuda-pemudi.
3. Tari Caci
Dan
kepandaian mempermainkan senjata, seperti cambuk dan perisai. Para penari
menggunakan kostum dan properti perlengkapan perang. Mereka dengan ekspresif
bergerak menirukan perilaku kala berperang.
Tarian
ini diperagakan oleh dua penari pria
Dengan
menggunakan cambuk dan perisai.
Keunikan
tarian ini terlihat dari kepandaian para penari
Memperagakan
garakan tari sambil mempermainkan senjata dengan lincah.
Pakaian
yang dipakai penari terdiri atas celana panjang
Dilengkapi
kain tenunan asli hasil kerajinan tenun tradisional.
Badan
penari bagian atas dibiarkan terbuka.
Sebagai
penutup kepala dipakai sejenis topi helm
Yang
sekaligus berfungsi sebagai perisai kepala dan muka agar tidak cedera.
Tarian
ini diiringi dengan permainan gong dan suling bambu.
Biasanya
tarian ini dipertunjukkan dalam pesta perkawinan
4. Tari Cerana
Tari
Cerana ditampilkan untuk penyambutan tamu.
Tari
Cerana ditampilkan oleh penari pria dan 6 orang penari wanita
Dengan
menggunakan pakaian adat NTT serta iringan musik.
Gerakan
para penari lebih cenderung lembut sebagai simbol kehormatan.
Gerakan
antara pria dan wanita berbeda.
Gerakan
wanita lembut dengan ditangan sirih dan pinang
Untuk
diberikan kepada penonton
Sedangkan
penari pria dengan gerakan tangan direntangkan.
Alat
musik yang digunakan adalah Sasando
Dengan
tempo lambat dan cenderung lembut
Sehingga
akan terjalin hubungan harmoni
Antara
gerakan dengan iringan sasando.
Kostum
tari ini dengan pakaian adat.
Pada
rambut penari wanita menggunakan konde
Dan
sarung dari dada sampai kaki.
Konde
tersebut cerminan khas kupang
Serta
ikat kepala yang berbentuk sabit.
Aksesoris
tari ini seperti kalung, gelang, dan sabuk berbentuk khas.
Penari
pria dengan pakaian adat
Berupa
baju lengan panjang kain selampang serta sarung
Serta
menggunakan ikat kepala
Serta
dilengkapi dengan kalung yang khas.
5. Tari Dolo Dolo
Tari Dolo Dolo termasuk dalam kategori
tari pergaulan
Tari Dolo Dolo sebagai tarian massal
Yang dapat diikuti oleh massa
rakyat dari semua kalangan.
Tari Dolo Dolo menampilkan syair/pantun, lagu, dan gerak.
Syair
sangat beragam sesuai keberagaman pengalaman hidup.
Lagu
dan gerak dalam dolo sangat bersahaja.
Lagunya
singkat yang dinyanyikan berulang – ulang
Interval
nadanya tidak jauh berbeda.
Formasi
yang tunggal dengan membentuk lingkaran.
Geraknya
tidak banyak bervariasi
Gerak
kaki maju, mundur, ke kiri, ke kanan dua kali
Setiap melakukannya dengan gerak sentak
Yang
cepat dalam irama yang lambat.
Kelingking
berkait digerakkan ke belakang
Diangkat
ke atas dan turun ke depan
Kembali
lagi ke belakang secara berulang.
6. Tari Foti Lalendo
Tari Foti ditampilkan sebagai tarian selamat datang
Atau tarian penyambutan
diberbagai acara.
Tarian ini menggambarkan rasa gembira
Dalam menyambut kedatangan
para tamu yang diiringinya.
Hal ini dapat dilihat dari gerakan dan ekspresi
Dari para penari wanita pada
saat mengiringi kedatangan tamu atau pengantin.
Tarian ini juga menjadi tontonan
yang menghibur.
Gerakan para penari pria yang khas dan juga atraktif
Sering menampilkan gerakan
yang lucu
Sehingga memeriahkan
pertunjukan.
Tarian ini dulunya digunakan
Tarian ini dulunya digunakan
Untuk menyambut kedatangan para prajurit
Pada saat pulang dari medan
perang.
Selain itu digunakan juga
Untuk menyambut para tamu
penting
Atau tamu kehormatan yang berkunjung
Tarian ini juga sering ditampilkan
Dalam memeriahkan berbagai
acara
Seperti pernikahan,
pertunjukan seni dan lain sebagainya
7. Tari Gareng Lameng
Yang mengandung maksud ucapan
selamat
Serta mohon berkat kepada
Tuhan
Agar yang dikhitan, sehat
lahir-batin, dan sukses dalam hidupnya.
8. Tari Gawi
Tari Gawi merupakan
ungkapan rasa syukur
Atas segala berkat dan rahmat
yang telah diberikan oleh Tuhan
Dalam pertunjukannya Tari Gawi dilakukan secara masal
Dengan cara saling
berpegangan tangan
Dan membentuk sebuah formasi
seperti lingkaran
Yang menjadi ciri khas
ditarian ini.
·
Pada saat selesai panen
·
Pembangunan rumah adat
·
Pengangkatan kepala suku
·
Dan acara adat lainnya.
9. Tari Hedung
Tari Hedung awalnya hanya merupakan tarian-tarian perang
Dan bagian dari ritual dari
masyarakat Adonara
Dalam mengantar serta
menyambut para pahlawan dari medan perang.
Pada saat ini Tari Hedung dimaknai oleh masyarakat Adonara
Sebagai tari penghormatan
kepada para leluhur.
Selain itu tarian ini juga untuk mengenalkan dan mengingatkan
Kepada para generasi muda
akan tradisi, budaya
Serta jiwa kepahlawanan pada
leluhur mereka dulu.
Nama hedung sendiri diambil dari kata hedung, yang dapat berarti menang.
Nama hedung sendiri diambil dari kata hedung, yang dapat berarti menang.
Sehingga dapat diartikan bahwa Tari Hedung ini merupakan
tarian kemenangan.
10. Tari Hegong
Tari Hegong biasanya dimainkan secara berkelompok
Oleh para penari pria dan
wanita dengan berpakaian adat
Dan diiringi oleh musik Gong
Waning.
Selain itu tarian ini juga digunakan
Sebagai tarian penyambutan
para tamu penting
11. Tari Hopong
Tari Hopong merupakan
ritual yang dimaksudkan
Sebagai ungkapan rasa syukur
dan terimakasih kepada Tuhan dan Nenek Moyang.
Tari Hopong ini dilakukan pada masa panen
Tari Hopong ini dilakukan pada masa panen
Di sebuah rumah yang telah
ditentukan bersama
Dengan dihadiri oleh para
tetua adat serta lapisan masyarakat
Tarian Hopong diiringi dengan musik tradisional gendang,
tambur dan gong.
12. Tari Ja’i
Sebagai ungkapan rasa syukur
dan juga kegembiraan.
Tari Ja’i juga mempunyai nilai-nilai kehidupan masyarakat
yang sangat penting.
13. Tari Kabokang
Tari Kabokang umumnya ditarikan oleh para penari wanita
Yang menari dengan gerakan
yang anggun dan sangat khas.
Awalnya tarian ini merupakan tarian sakral
Yang digunakan untuk menyambut kedatangan raja atau bangsawan.
Yang digunakan untuk menyambut kedatangan raja atau bangsawan.
Dengan berpakaian busana khas
Dan juga diiringi dengan
musik tradisional
Para penari menari dengan
gerakan yang anggun.
Gerakan dalam Tari Kabokang lebih didominasi
Dengan gerakan kaki yang khas
Dan juga gerakan tangan dalam
memainkan kain panjang
Yang dikenakan oleh para
penari.
Gerakan tubuh para penari
juga bergerak melenggak-lenggok
Mengikuti dari gerakan kaki
dan juga tangan para penari.
14. Tari Kandingang
Tari Kandingang ditarikan oleh penari perempuan
Tarian ini dulunya
sering ditampilkan untuk upacara adat
besar
Seperti pernikahan dan juga
penyambutan tamu penting atau bangsawan.
15. Tari Kataga
Tari
Kataga adalah tarian perang
Yang
dilakukan oleh sejumlah penari pria
Dengan
memakai pakaian tradisional khas
Nusa Tenggara Timur
Dilengkapi
dengan senjata tradisional berupa pedang dan perisai.
Tarian
Kataga ditampilkan diberbagai acara adat
Penyambutan
tamu maupun pertunjukan budaya
Dalam
pertunjukannya para penari dibagi menjadi dua kelompok
Yang
menggambarkan dua kubu yang saling berperang.
Dengan
diiringi oleh iringan musik yang cepat
Para
penari menari sambil meneriakan suara yang khas
Sehingga
membuat suasana pertunjukan semakin meriah.
Gerakan
tari didominasi
gerakan mengayunkan pedang
Dan
gerakan kaki yang meloncat-loncat
Diikuti
dengan gerakan badan seperti mengindari serangan.
Juga
diselingi dengan gerakan menepukan perisai pada saat formasi berbaris.
Dalam
pertunjukan Tari Kataga diiringi oleh
Beberapa
alat musik gong yang
dimainkan dengan irama cepat.
Selain
itu suara teriakan para penari
Tepukan
perisai dan suara gemrincing dari lonceng kecil yang dipasang dibadan penari
Diatur
serta diselaraskan dengan musik pengiring
Sehingga
menghasilkan perpaduan suara yang sangat khas.
16. Tari Kebalai
Tari Kebalai
dulu sering dilakukan pada saat setelah acara pemakaman adat.
Setelah upacara pemakaman selesai
Para keluarga, kerabat,
ataupun para tamu yang datang
Akan berkumpul dan melakukan
tarian ini.
Sehingga keluarga yang telah
ditinggalkan tidak terlarut dalam duka yang mendalam.
Seiring perkembangan zaman
Tarian ini tidak hanya
dilakukan pada saat acara pemakaman
Namun juga sering ditampilkan
diberbagai acara yang bersifat hiburan seperti :
·
Acara adat
·
Penyambutan
·
Perayaan
·
Dan pertunjukan seni budaya.
17. Tari Ledo Hawu
Tari Ledo Hawu pada zaman dulu hanya ditampilkan
Sebagai bagian dari upacara
kematian
Untuk kaum tertentu seperti
kaum bangsawan, tokoh adat, ataupun kepala suku.
Maka tarian ini hanya
dilakukan oleh penari dari suku tertentu
Yang memiliki kedudukan yang
tertinggi di masyarakat Sabu.
Tari Ledo Hawu ini dilakukan untuk menjauhkan dari roh-roh jahat atau tolak bala
Tari Ledo Hawu ini dilakukan untuk menjauhkan dari roh-roh jahat atau tolak bala
Dan menghantarkan arwah yang
telah meninggal menuju tempat peristirahatan abadi.
Selain itu juga dimaksudkan untuk menghibur keluarga
Yang telah ditinggalkan agar
tidak berlarut dalam berduka
18. Tari Lego Lego
Tari Lego Lego awalnya merupakan tarian yang sering diadakan
Pada saat upacara adat atau
setelah melakukan kegiatan bersama
Sebagai ungkapan dari rasa
syukur dan kegembiraan
Dengan mengelilingi Mesbah
sambil bergandengan
Dan juga menyanyikan
lagu-lagu pujian kepada Tuhan.
Mesbah adalah suatu benda yang disakralkan oleh masyarakat di Pulau Alor.
19. Tari Likurai
Tari Likurai adalah tarian tradisional sejenis tarian perang
Tarian ini awalnya adalah tarian yang sering ditampilkan
Dalam menyambut para pahlawan
yang pulang dari medan peperangan.
Sebagai tarian penyambutan
bagi para tamu penting
Tarian ini dilakukan sebagai wujud dari penghormatan
Dalam menyambut kedatangan
para tamu tersebut.
Selain itu tarian ini juga menggambarkan ungkapan rasa
syukur
Dan juga gembira masyarakat
dalam menyambut para tamu
20. Tari Padoa
Tari Padoa dilakukan secara masal baik itu pria maupun wanita
Mereka berkumpul dan menari
Dengan membentuk formasi
melingkar yang menjadi ciri khasnya.
Tari Padoa memiliki makna khusus didalamnya
Tari Padoa memiliki makna khusus didalamnya
Salah satunya untuk
mendekatkan diri kepada Tuhan
Dan juga ungkapan rasa syukur
atas nikmat yang telah diberikan Tuhan
Selain itu tarian ini juga merupakan salah satu media
Dalam mempererat persatuan
dan kebersamaan
21. Tari Rangkuk Alu
Tari Rangkuk Alu merupakan kreasi seni yang tercipta dan berawal
Dari sebuah permainan
tradisional Rangkuk Alu atau Rangku Alu.
Rangkuk Alu merupakan permainan tradisional
Yang menggunakan bambu
sebagai alat dalam permainannya.
Dengan berbagai macam gerakan
dan pengiring
Sehingga akan menghasilkan
sebuah kreasi seni yang sangat khas.
Selain sebagai sarana hiburan
Selain sebagai sarana hiburan
Tari Rangkuk Alu juga dapat menjadi sarana edukasi dan
pembentukan diri.
Dalam memainkan Tari Rangkuk Alu ini dapat melatih kelincahan
dan melatih ketepatan didalam bertindak.
22. Tari Tea Eku
Tari Tea Eku dimainkan oleh beberapa penari perempuan
Yang menari dengan
menggunakan sapu tangan atau kain kecil
Sebagai atribut dalam
menarinya.
Tari Tea Eku dulunya ditampilkan diacara
pesta adat
Tea berarti getar, hal ini dapat dilihat dari gerakan kaki
para penari yang bergetaran mengikuti
irama musik.
Sedangkan kata Eku berarti lambaian sapu tangan
Hal ini dapat dilihat dari
atribut yang digunakan, yakni sapu tangan
23. Tari Toja Bobu
Tari Toja Bobu dipentaskan untuk
menyambut para tamu yang sangat dihormati.
Salah satu tamu agung yang sangat dihormati dari masyarakat
Sikka
Adalah Simo Ana Yesus (Isa
Al-Masih) yang datang disaat Natal.
Masyarakat dari Sikka
biasanya menggelar tarian topeng
Yang bernama Toja Bobu.
Tarian ini dimaksudkan sebagai simbol menerima kedatangan
Dari Simo Ana Yesus dengan
hati yang sangat terbuka.
24. Tari Woleka
Tari Woleka biasanya ditarikan oleh beberapa penari pria dan
wanita dengan gerakan yang sangat khas.
Tarian ini awalnya ditampilkan untuk menyambut dan juga mengiringi
Tarian ini awalnya ditampilkan untuk menyambut dan juga mengiringi
Para tamu penting atau
seorang bangsawan yang datang
No comments:
Post a Comment