Tari Bendrong Lesung : Tari Tradisional Banten Dalam Menyambut Panen Raya



Bendrong Lesung adalah kesenian tradisional yang menggunakan lesung dan alu sebagai property pertunjukannya. Lesung dan alu yaitu alat penumbuk padi tradisional yang terbuat dari kayu. Kesenian ini merupakan salah satu kesenian tradisional dari daerah Cilegon, Banten. Kesenian bedrong lesung ini menggambarkan tentang kegembiraan dan suka cita masyarakat dalam menyambut musim panen mereka.

Tari Bendrong Lesung

Bendrong Lesung awalnya merupakan tradisi masyarakat Cilegon Banten dalam menyambut panen raya, akan tetapi seiring perkembangan lahirlah tarian Bendrong Lesung yang ditampilkan pada acara - acara perkawinan atau acara peresmian.Tarian ini menggunakan iringan musik tradisional dengan dipadukan suara lisung / lesung dari para penari.

Tari Grebeg Terbang Gede : Tarian Penyambutan Bagi Tamu Agung Yang Berkunjung Ke Provinsi Banten.



Terbang gede merupakan salah satu kesenian tradisional Banten yang tumbuh dan berkembang pada waktu para penyebar agama islam menyebarkan ajarannya di Banten, oleh karena itu kesenian terbang gede berkembang secara pesat di lingkungan pesantren dan mesjid-mesjid.

Tari Grebeg Terbang Gede

Tari Grebeg Terbang Gede , merupakan sebuah karya tari kreasi yang bercirikan Tradisi, yang  berpijak pada kesenian Terbang Gede dari Kota Serang,  yang dikolaborasikan dengan pencak silat khas Banten. Tarian ini  bertemakan tari Selamat Datang, sebagai bentuk  ungkapan penyambutan kehadiran tamu agung

Tari Walijamaliha : Tari Tradisional Banten Merupakan Visualisasi Perkenalan Daerah Banten



Kata Walijamaliha berasal dari Bahasa Arab yang bermakna daerah yang memiliki kecantikan atau daya tarik. Adapun tarian ini dibawakan oleh penari wanita dengan gerak yang ceria serta mengenakan kostum religi, hal ini mencerminkan karakter masyarakat Banten yang terbuka, riang, ramah, hangat dan enerjik dalam suasana yang agamis.

Tari Walijamaliha

5 Jenis Pakaian Adat Jawa Barat: Beda Kelas, Beda Pula Tampilannya




1.     Pakaian Adat Untuk Rakyat Jelata
Bagi rakyat jelata, laki-laki Sunda pada masa silam selalu mengenakan pakaian yang sangat sederhana. Mereka mengenakan celana komprang atau pangsi yang dilengkapi dengan sabuk kulit atau kain.