16 Jenis Tari Tradisional Kalimantan Selatan

tari tradisional kalimantan selatan

Seni tari mendapat perhatian besar masyarakat Kalimantan Selatan.
Secara garis besar tari tradisional yang berkembang di Provinsi Kalimantan Selatan dapat dibedakan menjadi tari adat etnis Banjar dan tarian tradisional etnis Dayak.
Tari-tari ini telah ada sejak ratusan tahun yang lalu.
Beberapa tari tradisional itu sebagai berikut :

1.   Tari Sinoman Hadrah Rudat
Tarian ini merupakan salah satu bentuk paduan seni tari dan musik khas Banjar yang paling dikenal.
Sinoman hadrah rudat bersumber dari budaya yang dibawa oleh pedagang dan pendakwah Islam dari Arab dan Persia.
tari sinoman hadrah rudat
Budaya asing ini diterima dan berkembang menjadi kebudayaan pada masyarakat pantai pesisir Kalimantan Selatan hingga Kalimantan Timur.
Kesenian ini sangat dipengaruhi nilai-nilai Islam.
Puja dan puji kepada Allah swt. serta Rasul Muhammad saw. mengisi syair dan pantun yang dilagukan bersahutan dalam irama kasidah yang merdu.
Para penarinya melakukan gerakan dinamis dengan dilindungi payung ubur-ubur. Payung ini merupakan lambang keagungan dalam kehidupan tradisional di Indonesia. Sinoman hadrah rudat biasanya ditampilkan untuk mengiringi pengantin Banjar dan untuk menyambut kedatangan tamu.

2.   Tari Hudo
Tari ini menggambarkan kedatangan utusan dewa ke dunia untuk mengusir roh-roh jahat yang mengganggu ketenteraman hidup manusia.
tari hudo
Melalui tarian ini diperoleh gambaran bahwa suku bangsa Dayak mempercayai adanya makhluk halus yang menguasai kehidupan di dunia.

3.   Tari Giring-Giring
Tari ini adalah tari pergaulan khas suku bangsa Dayak.
tari giring-giring

Tari pergaulan ini biasanya melibatkan para tamu pada suatu pesta adat penyambutan untuk ikut bergembira.

4.   Tari Baksa Kembang
Tari Baksa Kembang adalah salah satu tarian klasik yang di fungsikan sebagai tarian penyambutan tamu.
tari baksa kembang
Tarian ini biasanya dimainkan oleh penari wanita sebagai penari tunggal atau bisa juga dengan berkelompok dengan syarat jumlah penari harus ganjil.
Tari Baksa Kembang awalnya merupakan tarian yang hanya di tampilkan di lingkungan kerajaan untuk menyambut tamu kehormatan atau kerabat kerajaan.
Namun seiring dengan perkembangan, tarian ini mulai populer di masyarakat
Ketika kerajaan Banjar mulai membuka akses untuk masyarakat menyaksikan pertunjukan tari ini.
Sehingga Tari Baksa Kembang mulai populer di masyarakat dan menjadi salah satu kebudayaan daerah di Kalimantan selatan.
Sebenarnya Tari Baksa Kembang memiliki berbagai versi yang berbeda.
Namun masih tidak meninggalkan versi aslinya.
Beberapa versi tersebut di antaranya seperti Lagureh, Tapung Tali, Kijik, Jumanang 
Di karenakan banyaknya versi yang ada.
Maka para seniman Tari Baksa Kembang  dari beberapa versi yang ada di kumpulkan untuk menjadikan satu Tari Baksa Kembang yang baku.
Setelah itu mulai di kenalkan oleh masyarakat luas dan menjadi Tari Baksa Kembang yang baku hingga kini.
Dalam pertunjukannya, penari di balut dengan busana khas Tari Baksa Kembang. Selain itu penari juga lengkapi dengan selendang yang di gunakan untuk menari, sehingga saat menari terlihat anggun dan mempesona.
Salah satu yang khas dalam busana Tari Baksa Kembang adalah mahkota di kepalanya yang bernama gajah gemuling.
Yaitu mahkota yang di hiasi oleh dua kembang bogam ukuran kecil
Dan anyaman daun kelapa muda yang sering di sebut halilipan.
Gerakan dalam tarian ini menggambarkan seperti putri - putri remaja yang cantik sedang bermain di taman bunga.
Mereka memetik beberapa bunga yang kemudian di rangkai menjadi kembang bogam 
Dan mereka bawa sambil menari dengan lemah gemulai dan cantik.
Dalam pertunjukannya, penari di membawa property di tangannya sepasang kembang bogam.
Yaitu rangkaian kembang mawar, melati, kantil dan kenanga.
Kembang bogam ini akan dihadiahkan kepada tamu yang datang setelah tarian selesai.
Tari Baksa Kembang bisa kita temukan di berbagai acara penyambutan tamu, acara adat dan juga festival budaya di Kalimantan Selatan.
Seiring dengan perkembangan, banyak kreasi yang di tambahkan dalam setiap pertunjukan tari ini
Contohnya dalam kreasi busana atau gerakan tambahan.
Hal ini di lakukan sebagai pelestarian kesenian ini
Dan agar pertunjukan yang di sajikan terlihat menarik.

5.   Tari Sakaduwa
Tari ini khusus ditampilkan dalam upacara selamatan panen besar.
Gerak tari yang dinamis dan penuh kegembiraan menggambarkan kegembiraan masyarakat karena hasil panen besar yang memuaskan.

6.   Tari Mandau Talawang
Tarian ini sebagai ucapan selamat jalan bagi para pahlawan suku yang akan pergi ke medan perang.
tari mandau talawang
Selain Mandau Talawang, tari yang berfungsi sama adalah tari Solep Pimping.
Sumpit digunakan dalam tari Solep Pimping.
Kedua tarian ini melambangkan apakah perang akan berlangsung secara berhadap-hadapan atau dalam jarak jauh.
Apabila mandau talawang yang ditarikan, berarti perang akan berlangsung dalam jarak dekat.
Sebaliknya, apabila solep pimping yang ditarikan, maka perang akan berlangsung dalam jarak jauh.

7.   Tari Baksa Tameng
Merupakan jenis tari klasik Banjar dengan menggunakan taming/tameng (perisai).
Dalam tarian ini sebuah perisai kecil yang dinamakan taming, dan sebilah keris terhunus dipegang.
Tarian ini dimulai dengan perlahan-lahan dan dengan penuh hormat dan kemudian sedikit demi sedikit menjadi lebih cepat dan lebih liar
Seolah-olah menggambarkan suatu pertarungan.
Tari Baksa Tameng ditarikan oleh penari laki-laki
Diiringi musik tradisional atau gamelan dan lagu Parang Lima, Parang Capat.
Penari Baksa Tameng menggunakan pakaian tradisional yang menggambarkan seorang ksatria/prajurit. 

8.   Tari Baksa Dadap
Tari Baksa Dadap merupakan tari klasik Banjar Kalimantan Selatan
Tarian ini masih dipertunjukkan di keraton Banjar menurut laporan orang-orang Belanda yang mengunjungi keraton Banjar terakhir.
Dalam mempersembahkan tarian ini para penari memegang busur dan anak panah yang dipanggil dadap.
Mereka melompat dengan senjata ini, sambil mengangkat sebelah kaki, bergerak dengan amat cepat
Seolah-olah mereka terpaksa mempertahankan diri dari serangan yang datang dari semua sudut. 

9.   Tari Radap Rahayu
Tari Radap Rahayu adalah tarian klasik yang berasal dari Banjarmasin Kalimantan Selatan.
Tari Radap Rahayu ini bersifat sakral dan merupakan tarian untuk menyambut tamu sebagai tanda penghormatan.
tari radap rahayu
Kata radap berasal dari beradap-adap yang memiliki arti bersama-sama, berkelompok dan atau lebih dari satu.
Rahayu memiliki arti galuh wan bungas (perempuan yang cantik).
Selain itu, Rahayu memiliki arti kebahagian, kesenangan, kemakmuran. 
Pada awalnya, tari Radap Rahayu adalah tarian yang memiliki fungsi sebagai penolak bala dan bersifat ritual bagi masyarakat Banjarmasin.
Tari Radap Rahayu dilakukan pada upacara seperti kehamilan, perkawinan, dan kematian.
Tari Radap Rahayu sebagai tari penolak bala dan tari meminta keselamatan berasal dari peristiwa di mana kapal Perabu Yaksa berisi patih Lambung Mangkurat yang pulang berkunjung dari kerajaan majapahit.
Ketika sampai di Muara Mantuil dan akan memasuki Sungai barito, kapal ini kandas di tengah perjalanan.
Perahu oleng dan nyaris terbalik.
Situasi itu membuat patih Lambung Mangkurat memuja Bantam yaitu meminta pertolongan pada yang maha kuasa agar kapal diselamatkan.
Tak lama, turun tujuh bidadari ke atas kapal kemudian mengadakan upacara beradap-adap.
Akhirnya kapal selamat dan para bidadari kembali ke kayangan.
Hal itu ditandai dengan gerakan awal dan akhir tarian Radap Rahayu yaitu gerak terbang layang.
Kini tari Radap Rahayu lebih dilakukan saat acara-acara penyambutan tamu-tamu sebagai tanda penghormatan. 

10.       Tari Kuda Gepang
Tari kuda gipang/gepang adalah sebuah seni tari dan budaya yang cukup dikenal luas dikalangan masyarakat melayu Banjar.
Tarian ini dipengaruhi oleh kebudayaan etnis Jawa.
tari kuda gepang
Tari kuda gipang ditampilkan pada upacara perkawinan masyarakat Banjar.
Tari ini biasanya dilengkapi juga dengan diusungnya/bausung kedua pengantin saat menuju pelaminan.
Seni tari kuda gipang masih sering dimainkan oleh masyarakat Banjar terutama di Kabupaten Tapin ( Rantau ), Hulu Sungai Selatan (Kandangan), Hulu Sungai Tengah ( Barabai ), Hulu Sungai Utara ( Amuntai ),Dan juga Kabupaten banjar ( Martapura ). 
Menurut cerita dahulu Tarian ini berasal dari Lambung Mangkurat yang datang ke Majapahit untuk bertemu dengan Gajah Mada
Ketika mau pulang di beri hadiah kuda, ketika dinaiki kudanya lumpuh
Dengan kesaktiannya kudanya di kecilin dan di bawa pakai tangan untuk dinaikkan ke kapal.

11.       Tari Bagandut
Tari Bagandut adalah merupakan tarian rakyat dari Kalimantan Selatan.
Tari Bagandut inin merupakan jenis tari tradisional berpasangan yang di masa lampau
tari bagandut
Dan merupakan tari yang menonjolkan erotisme penarinya mirip dengan tari tayub dan tari ronggeng .
Gandut artinya tledek (Jawa).
Tari Gandut ini pada mulanya hanya dimainkan di lingkungan istana kerajaan
Baru pada kurang lebih tahun 1860-an tari ini berkembang ke pelosok kerajaan
Dan menjadi jenis kesenian yang disukai oleh golongan rakyat biasa.
Tari ini dimainkan setiap ada keramaian, misalnya acara malam perkawinan, hajat, pengumpulan dana kampung dan sebagainya.
Tari Gandut sejak tahun 1960-an sudah tidak berkembang lagi.
Faktor agama Islam merupakan penyebab utama hilangnya jenis kesenian ini
Ditambah lagi dengan gempuran jenis kesenian modern lainnya.
Sekarang Gandut masih bisa dimainkan tetapi tidak lagi sebagai tarian aslinya
Hanya sebagai pengingat dalam pelestarian kesenian tradisional Banjar.

12.       Tari Mayam Tikar
Tari Mayam Tikar merupakan jenis tari khas dari Kabupaten Tapin
Yang menggambarkan remaja putri dari daerah Margasari, Kabupaten Tapin yang sedang menganyam tikar dan anyaman.
tari mayam tikar

Tari berdurasi sekitar 6 menit ini biasanya dibawakan oleh 10 orang penari putri.
Tari ini diciptakan oleh Muhammad Yusuf, Ketua Sanggar Tari Buana Buluh Merindu, dari kota Rantau, ibukota Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan 

13.       Tari Tantayungan
Tari Tantayungan merupakan tarian tradisi masyarakat Banjar Kalimantan Selatan. 
Tarian ini mempresentasikan kisah dalam tokoh pewayangan.
Sehingga tarian ini terkesan hidup lantaran diselingi dengan dialog kelompok penari. Tarian ini sendiri diiringi dengan musik karawitan melalui instrument alat musik tradisional Kalimantan Selatan antara lain babun, gong, sarunai, dan kurung-kurung. Paduan karawitan ini sangat harmoni dengan kelompok tari yang diperankan.
Seni dan tari tantayungan, awalnya kerap ditampilkan di sebuah desa, yakni Desa Ayuang, Barabai.
Lalu dikembangkan di Kampung Mu’ui, Desa Pangambau Hulu, Kecamatan Haruyan oleh salah satu damang bernama Amat.
Seni khas ini kemudian diklaim oleh pelaku seni HST, Sarbaini, di Desa Barikin sebagai seni khas Hulu Sungai Tengah.
Sayang sampai saat ini keberadaan tari Tantayungan telah hilang tergerus zaman

14.       Tari Tandik Balian
Tari Tandik Balian, merupakan tarian tradisional yang berasal dari suku Dayak Warukin.
Yaitu suku Maanyan yang terdapat di desa Warukin dan desa Haus, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan.
Suku Dayak Warukin (Tabalong-Kalsel) merupakan salah satu subsuku Dayak Maanyan yang memiliki upacara balian bulat.
Tradisi balian ini dibuat menjadi sebuah atraksi kesenian yang disebut Tari Tandik Balian.

15.       Tari Babangsai
Tarian Babangsai merupakan tarian yang berasal dari Kalimantan Selatan.
Tari Babangsai ini merupakan salah satu tarian ritual dari suku Dayak Bukit.
tari babangsai
Tarian Babangsai dari Kalimantan Selatan ini hampir sama dengan tari Kanjar
Dimana jika tari kanjar dilakukan oleh para lelaki, dan tari Babangsai dilakukan oleh para wanita.
Bentuk dari tarian ini berupa gerakan berputar-putar mengelilingi suatu poros berupa altar tempat meletakkan sesaji.
Tarian ini mirip dengan tarian upacara ritual pada suku Dayak rumpun Ot Danum.

16.       Tari Kanjar
Tari Kanjar merupakan tarian ritual pada upacara religi suku (Hindu Kaharingan) dari suku Dayak Bukit.
Tari Kanjar (ba-kanjar) pada suku Bukit dilakukan oleh penari lelaki, sedangkan tarian serupa jika ditarikan penari wanita disebut tari babangsai.
Wujud tarian ini berupa gerakan berputar-putar mengelilingi suatu poros berupa altar tempat meletakan sesaji (korban).
Jadi mirip dengan tarian upacara ritual pada suku Dayak rumpun Ot Danum lainnya
Misalnya pada suku Dayak Benuaq di Kalimantan Timur

1 comment:

  1. subs back bro,berkunjung jg ke blog sy https://ultrasnesi.blogspot.com/ dan klik iklannya jg

    ReplyDelete