Tari Serampang Dua Belas adalah salah
satu tari tradisional yang populer di provinsi Sumatera Utara .
Tari ini diciptakan oleh Sauti, seorang seniman tanah Deli pada tahun 1940-an. Tari yang asal usul dan awalnya bernama tari Pulau Sari ini mengalami aransemen gerakan di tahun 1950-an.
Tari ini diciptakan oleh Sauti, seorang seniman tanah Deli pada tahun 1940-an. Tari yang asal usul dan awalnya bernama tari Pulau Sari ini mengalami aransemen gerakan di tahun 1950-an.
Sesuai dengan namanya, tari serampang
dua belas terbagi menjadi 12 gerakan tari yang dilakukan secara
berkesinambungan.
Kedua belas gerakan tari yang dimainkan secara berpasangan oleh pria dan wanita tersebut antara lain:
Kedua belas gerakan tari yang dimainkan secara berpasangan oleh pria dan wanita tersebut antara lain:
1. Gerak
Tari Permulaan
: gerakan tari yang menggambarkan
pertemuan seorang pemuda dan gadis yang masih malu-malu diselingi sikap penuh
tanya.
Gerak ini dilakukan dengan berjalan lambat diselingi lompatan kecil mengelilingi satu sama lain.
Gerak ini dilakukan dengan berjalan lambat diselingi lompatan kecil mengelilingi satu sama lain.
2. Gerak
Tari Berjalan : gerakan
yang menceritakan tentang tumbuhnya rasa cinta dari sepasang muda-mudi.
Namun keduanya masih belum berani mengungkapkannya perasaan tersebut satu sama lain. Gerakan ini dilakukan dengan berjalan kecil, berputar dan berbalik.
Namun keduanya masih belum berani mengungkapkannya perasaan tersebut satu sama lain. Gerakan ini dilakukan dengan berjalan kecil, berputar dan berbalik.
3. Gerak Tari Pusing : gerak yang menceritakan
sepasang muda-mudi yang sudah semakin sering bertemu, perasaan cinta yang kian
berkembang, dan kegundah gulanaan di antara keduanya.
4. Gerakan
Tari Gila
: gerakan yang menceritakan sepasang muda mudi yang sudah mabuk kepayang karena
cintanya.
Gerak ini dilakukan dengan gerak terhuyung dan melenggak-lenggok seperti orang mabuk.
Gerak ini dilakukan dengan gerak terhuyung dan melenggak-lenggok seperti orang mabuk.
5. Gerakan
Tari Berjalan Sipat
: gerakan yang menceritakan seorang gadis yang berusaha mengutarakan rasa
cintanya dengan cara memberi isyarat tertentu.
Gerak ini dilakukan dengan berjalan lenggak-lenggok dan permainan tatapan mata.
Gerak ini dilakukan dengan berjalan lenggak-lenggok dan permainan tatapan mata.
6. Gerakan
Tari Goncet-Goncet
: gerakan tari yang menggambarkan seorang pemuda yang telah menerima isyarat
dari si gadis untuk segera dapat mengungkapkan rasa sukanya.
Gerak tari ini dilakukan dengan langkah seirama antara keduanya.
Gerak tari ini dilakukan dengan langkah seirama antara keduanya.
7. Gerakan
Tari Sebelah Kaki
: gerakan tari yang menggambarkan perasaan menduga-duga antara yakin untuk
mengungkapkan cintanya atau untuk mengurungkan niat.
Di akhir gerakan, keduanya pun memperoleh kesepahaman bahwa cinta mereka tak bertepuk sebelah tangan sehingga mereka berdua bisa mulai merajut cinta hingga memasuki jenjang pernikahan.
Di akhir gerakan, keduanya pun memperoleh kesepahaman bahwa cinta mereka tak bertepuk sebelah tangan sehingga mereka berdua bisa mulai merajut cinta hingga memasuki jenjang pernikahan.
8. Gerakan
Tari Langkah Tiga
: gerakan yang menggambarkan perasaan tidak percaya dan usaha meyakinkan diri
bahwa cinta muda-mudi itu menemui jalannya.
Gerakan ini dilakukan dengan melonjak atau melompat tiga kali kedepan dan ke belakang atau maju mundur.
Gerakan ini dilakukan dengan melonjak atau melompat tiga kali kedepan dan ke belakang atau maju mundur.
9. Gerak
Tari Melonjak
: gerakan tari yang menceritakan upaya si pemuda dan si gadis dalam meminta
restu orang tua.
Gerakan yang dilakukan sebagai simbol penantian jawaban ini dilakukan dengan melonjak-lonjak.
Gerakan yang dilakukan sebagai simbol penantian jawaban ini dilakukan dengan melonjak-lonjak.
10.
Gerak
Tari Datang Mendatangi : gerakan yang menggambarkan proses peminangan
pihak keluarga si bujang terhadap keluarga si gadis.
Gerakan ini dilakukan dengan gerakan datang mendatangi antara 2 kelompok penari.
Gerakan ini dilakukan dengan gerakan datang mendatangi antara 2 kelompok penari.
11.
Gerak
Tari Rupa-Rupa
: gerakan yang menceritakan prosesi
mengantar pengantin ke pelaminan. Gerakan tari ini dilakukan dengan suasana dan
nuansa keceriaan
12.
Gerak
Tari Sapu Tangan
: gerakan penutup dari tari serampang dua belas. Gerakan tari ini menceritakan
tentang penyatuan dua hati yang saling mencintai satu sama lain dalam sebuah
ikatan pernikahan.
Gerakan ini dilakukan dengan menyilangkan sapu tangan sebagai tanda kedua pasangan tidak bisa dipisahkan.
Gerakan ini dilakukan dengan menyilangkan sapu tangan sebagai tanda kedua pasangan tidak bisa dipisahkan.
No comments:
Post a Comment