Tari Melinting
adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari daerah Lampung. Tarian ini merupakan
tarian klasik peninggalan Kerajaan Melinting yang ada di Lampung
Timur.
Tari Melinting tergolong tarian
tertua yang pernah ada di sana, karena diperkirakan tarian ini sudah ada sejak
masuknya agama Islam di Indonesia, khususnya di daerah Lampung sendiri.
Baca Juga :
Tarian ini biasanya dibawakan oleh
para penari pria dan penari wanita. Dan sering ditampilkan di berbagai acara
baik acara adat maupun acara budaya yang diselenggarakan di sana.
Menurut sejarahnya, Tari Melinting
merupakan salah satu tarian klasik peninggalan Kerajaan Melinting yang ada di Labuhan
Meringgai, Lampung Timur. Tarian ini pertama kali diciptakan pada abad
ke-16 oleh Ratu Melinting II yang bergelar Pangeran Panembahan Mas.
Awalnya tarian ini hanya dikenal di
lingkungan kerajaan saja, dan hanya ditampilkan pada acara gawi adat di
Kerajaan Melinting. Pada saat itu tarian ini hanya bisa dibawakan oleh para
putera dan puteri Ratu Melinting saja.
Pada tahun 1958, Tari Melinting ini
mulai mengalami perkembangan dan penyempurnaan. Tarian yang awalnya hanya
ditampilkan di lingkungan kerajaan ini, kemudian berkembang menjadi tarian
rakyat.
Tarian ini kemudian sering
ditampilkan di berbagai acara besar seperti upacara penyambutan, perayaan,
maupun acara budaya yang diselenggarakan di sana.
Tarian melinting ini awalnya
difungsikan sebagai tarian yang bersifat sakral dan hanya ditampilkan pada
acara gawi adat kerajaan saja. Namun seiring dengan perkembangannya, tarian ini
kemudian difungsikan sebagai tarian pertunjukan yang sering ditampilkan di
berbagai acara seperti penyambutan, acara budaya dan acara besar lainnya.
Tarian ini dimaknai sebagai ungkapan
rasa syukur dan kebahagiaan masyarakat atas apa yang mereka dapatkan. Selain
itu setiap gerakan dalam Tari Melinting ini tentu memiliki makna dan filosofi
tersendiri di dalamnya.
Tari Melinting biasanya dibawakan
oleh para penari pria dan penari wanita. Untuk jumlah para penari biasanya
terdapat 8 penari yang terdiri dari 4 penari pria dan 4 penari wanita. Dengan
menggunakan busana adat serta diiringi oleh alunan music pengiring, penari
menari dengan gerakannya yang khas dan menggunakan kipas sebagai atribut
menarinya.
Dalam pertunjukan Tari Melinting
biasanya dibagi menjadi beberapa babak, diantaranya babak pembuka, babak
kugawo ratu, babak knui melayang, dan babak penutup. Pada babak
pembuka ini penari memberikan penghormatan kepada para tamu.
Kemudian pada babak kugawo ratu
menggambarkan kelemah lembutan penari wanita dan kelincahan serta keperkasaan
penari pria. Sedangkan pada babak knui melayang menggambarkan keagungan dan
keanggunan para penari. Lalu pada babak penutup diakhiri dengan salam dan
penghormatan dari para penari.
Gerakan para penari pria dan penari
wanita dalam Tari Melinting ini pada dasarnya berbeda. Gerakan para penari pria
biasanya didominasi oleh gerakan yang lincah dan dinamis. Gerakan tersebut
meliputi gerakan babar kipas, jong sumbah, sukhung, sekapan balik palau,
kenui melayang nyiduk, salaman, suali, niti batang, luncat kijang, dan lapah
ayun.
Sedangkan para penari wanita lebih
didominasi gerakan yang lembut yang meliputi gerakan babar kipas, jong
sumbah, sukhung, sekapan, timbangan/ terpipih mabel melayang, ngiyau bias,
nginjak lado, nginjak tahi manuk,dan lapah ayun.
Dalam pertunjukan Tari Melinting
biasanya diiringi oleh alunan music tradisional yang terdiri dari kalo bala,
gong, gendang dan beberapa alat musik tambahan lainnya.
Musik tradisional dimainkan secara
apik dan dipadukan dengan gerakan para penari. Setiap babak dalam Tari
Melinting ini biasanya diiringi dengan irama yang berbeda, karena harus
menyesuaikan dengan gerakan para penari.
Kostum yang digunakan para penari
dalam pertunjukan Tari Melinting biasanya merupakan pakaian tradisional. Untuk
kostum para penari wanita biasanya menggunakan siger bercadar bunga pandan
Subang, kalung buah jukum, gelang kano, bulu seretei, gelang rui sesapurhanda,
tapis, dan jungsarat.
Sedangkan untuk kostum para penari
pria biasanya menggunakan kopiah emas, kembang melur bunga pandan, buah
jukum, jungsarat, papan jajar, bulu seretei, sesapur handap, injang tuppal,
dan celana reluk belanga.
Dalam pertunjukannya, Tari Melinting
masih terus dilestarikan dan dikembangkan hingga sekarang. Berbagai kreasi dan
variasi dalam segi gerak, kostum, dan music pengiring juga sering ditambahkan
di setiap pertunjukannya agar terlihat menarik namun tidak meninggalkan
keaslian dan ciri khasnya. Tari Melinting ini juga masih sering ditampilkan di
berbagai acara seperti penyambutan tamu agung, acara adat dan acara besar
lainnya.
Selain itu tarian ini juga sering
ditampilkan di berbagai acara budaya seperti pertunjukan seni, festival budaya,
bahkan promosi pariwisata. Hal ini tentu dilakukan sebagai salah satu usaha
untuk melestarikan serta memperkenalkan kepada generasi muda dan masyarakat
luas akan warisan budaya, khususnya Tari Melinting ini.
Sebagai
sebuah kesenian daerah, Tari Melinting memiliki corak dan ragam berbagai
variasi yang merupakan kekayaan bangsa yang tak ternilai harganya. Oleh
karenanya kesenian ini perlu mendapatkan perhatian secara terus-menerus,
teratur, dan terarah sesuai dengan perkembangan sehingga dapat memperkaya kebudayaan
Indonesia.
Sumber
:
http://alampedia.blogspot.co.id/2014/10/tari-melinting-seni-tari-hiburan-asal.html
http://www.negerikuindonesia.com/2015/11/tari-melinting-tarian-tradisional-dari.html
pembahasannya cukup komplit, kurang pelengkap video tariannya, hehe
ReplyDeleteterimakasih atas sarannya, mbak jauharoh
DeleteTari Melinting yang Asli hampir punah, yang ada saat ini adalah kreasi. Bukan yang asli. Semoga ada perhatian untuk melestarikan tarian warisan budaya Keratuan Melinting versi Asli Tuanya sesuai yang tercantum diperpustakaan Den Hagh Belanda.
ReplyDelete#MelintingAsli