Rumah
Lamin adalah identitas masyarakat Dayak di Kalimantan Timur.
Rumah
Lamin juga dikenal sebagai rumah panggung yang panjang dari sambung menyambung.
Salah
satu rumah Lamin yang berada di Kalimantan Timur bahkan dihuni oleh 12 sampai
30 keluarga.
Rumah
Lamin dapat menampung kurang lebih 100 orang.
Rumah
Lamin berbentuk persegi panjang dan memiliki atap yang
berbentuk seperti pelana.
Rumah
ini mempunyai tinggi kurang lebih 3 meter dari tanah.
Rumah
Lamin memiliki lebar kurang lebih 15-25 meter dan panjang 200-300 meter.
Rumah
Lamin dibangun dengan beberapa tiang penyangga untuk menopang rumah.
Tiang-tiang
penyangga rumah Lamin dibagi atas dua bagian.
Tiang
penyangga inti adalah tiang yang menyangga atap rumah Lamin.
Tiang
penyangga lainnya adalah tiang yang menopang lantai-lantai rumah lamin.
Tiang-tiang
ini berbentuk seperti tabung.
Pintu
masuk rumah Lamin dihubungkan dengan beberapa tangga sebagai jalan masuk ke
dalam rumah.
Pada
halaman depan rumah Lamin terdapat patung-patung atau totem yang dibuat
dari kayu.
Pada
bagian tengah rumah ada sebuah tiang besar yang dibuat dari kayu yang berfungsi
untuk mengikat ternak atau hewan peliharaan.
Bagian
ujung atap rumah Lamin dihiasi dengan kepala Naga yang terbuat dari kayu.
Ciri Khas Rumah Lamin
Rumah
Lamin memiliki beberapa ciri khas,
diantaranya :
1) Pada
badan rumah Lamin, banyak ditemukan ukiran-ukiran atau gambar yang mempunyai
makna bagi masyarakat Dayak di Kalimantan
Timur.
Salah
satu fungsi dari ukiran-ukiran atau gambar pada tubuh rumah Lamin adalah untuk
menjaga keluarga yang hidup dalam rumah dari bahaya.
Bahaya
disini adalah ilmu-ilmu hitam yang umumnya ada di masyarakat Dayak yang
digunakan untuk mencelakai seseorang.
2) Rumah
Lamin mempunyai warna khas yang dipakai untuk menghias badan rumah.
Warna
khas itu adalah warna kuning
dan hitam.
Namun,
tidak hanya dua warna itu yang digunakan untuk menghias rumah Lamin.
Setiap
warna yang dipakai untuk menghias rumah Lamin mempunyai makna.
Warna
kuning melambangkan kewibawaan, warna merah melambangkan keberanian, warna biru
melambangkan kesetiaan, dan warna putih melambangkan kebersihan jiwa.
3) Rumah
Lamin dibuat dari kayu.
Kayu
yang digunakan untuk membuat rumah Lamin adalah kayu Ulin.
Kayu
ini dikenal oleh masyarakat Dayak dengan nama kayu besi.
Konon,
apabila kayu ulin terkena air maka
kayu ini akan semakin keras.
Hal
ini terbukti dari lamanya usia rumah Lamin yang dibuat dengan menggunakan kayu
ulin.
Hanya
saja, ada berbagai kesulitan untuk menemukan kayu ini di hutan.
Patung-patung
atau totem ini merupakan dewa-dewa
yang dipercaya oleh masyarakat Dayak sebagai penjaga rumah dari bahaya.
5) Rumah
Lamin terbagi atas tiga ruangan yaitu ruangan dapur, ruangan tidur, dan
ruang tamu.
Ruang
tidur terletak berderet dan umumnya dimiliki oleh masing-masing keluarga yang
tinggal di dalam rumah tersebut.
Ruang
tidur juga dibedakan antara ruang tidur lelaki dan ruang tidur perempuan
kecuali jika sang lelaki dan perempuan sudah menikah.
Ruang
tamu umumnya digunakan untuk menerima tamu dan juga untuk pertemuan adat.
Ruang
tamu adalah ruangan kosong yang panjang.
6) Di
sisi luar rumah Lamin, ada sebuah tangga yang digunakan untuk masuk ke dalam.
Tangga
ini mempunyai bentuk dan model yang sama baik pada rumah Lamin yang dihuni
masyarakat Dayak kelas menengah ke atas maupun masyarakat Dayak kelas menengah
ke bawah.
7)
Di bagian bawa rumah Lamin
biasanya digunakan untuk memelihara ternak
Satu rumah bisa 100 orang? Wow, pasti ramai sekali. Nggak kebayang. Tapi main bareng banyak saudara dan sepupu tiap hari pasti seru banget.
ReplyDelete