Tari Jaipong termasuk dalam kategori tari pergaulan
tradisional, terlahir melalui proses kreatif dari tangan dingin H. Suanda pada kisaran tahun 1976 di Karawang,
Jawa Barat.
Dikatakan
bahwa Jaipongan adalah gabungan dari Pencak
Silat, Wayang Golek, Topeng Banjet, Ketuk Tilu serta beberapa
elemen seni tradisi lain yang terdapat di Karawang, Jawa Barat.
Baca Juga :
Sebelum
bentuk seni pertunjukan ini muncul, ada beberapa pengaruh yang melatarbelakangi
bentuk tari pergaulan ini. Di Jawa Barat misalnya, tari pergaulan merupakan
pengaruh dari Ball Room, yang biasanya dalam pertunjukan tari-tari pergaulan
tak lepas dari keberadaan ronggeng dan pamogoran.
Ronggeng
dalam tari pergaulan tidak lagi berfungsi untuk kegiatan upacara, tetapi untuk
hiburan atau cara gaul. Keberadaan ronggeng dalam seni pertunjukan memiliki
daya tarik yang mengundang simpati kaum pamogoran. Misalnya pada tari Ketuk
Tilu yang begitu dikenal oleh masyarakat Sunda, diperkirakan kesenian ini
populer sekitar tahun 1916.
Sebagai
seni pertunjukan rakyat, kesenian ini hanya didukung oleh unsur-unsur
sederhana, seperti waditra yang meliputi rebab, kendang, dua buah kulanter,
tiga buah ketuk, dan gong. Demikian pula dengan gerak-gerak tarinya yang tidak
memiliki pola gerak yang baku, kostum penari yang sederhana sebagai cerminan
kerakyatan.
Pada
awal kemunculannya, jaipong merupakan tarian modern yang berbeda dari
tarian-tarian tradisional Sunda sebelumnya yang mengedepankan sopan santun dan
kehalusan budi para penarinya.
Penari
(yang biasanya perempuan) bahkan menundukkan pandangannya, dan tak boleh
menatap pasangannya. Lain dengan jaipong yang pada saat itu terpengaruh juga
oleh budaya dansa Barat di ball room, penari
diharuskan fokus menatap pasangannya sebagai bentuk komunikasi visual.
Dari
tari Jaipong ini mulai lahir beberapa penari Jaipongan yang handal seperti Tati
Saleh, Yeti Mamat, Eli Somali, dan Pepen Dedi Kirniadi. Kehadiran tari
Jaipongan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap para pencinta seni
tari untuk lebih aktif lagi menggali jenis tarian rakyat yang sebelumnya kurang
di perhatikan.
Dengan
munculnya tari Jaipongan ini mulai banyak yang membuat kursus-kursus tari
Jaipongan, dan banyak dimanfaatkan oleh para pengusaha untuk pemikat tamu
undangan.
Di
Subang Jaipongan gaya “Kaleran” memiliki ciri khas yakni keceriaan, erotis,
humoris, semangat, spontanitas, dan kesederhanaan. Hal itu tercermin dalam pola
penyajian tari pada pertunjukannya, ada yang diberi pola (Ibing Pola) seperti
pada seni Jaipongan yang ada di Bandung, juga ada pula tarian yang tidak dipola
(Ibing Saka), misalnya pada seni Jaipongan Subang dan Karawang. Istilah ini
dapat kita temui pada Jaipongan gaya kaleran, terutama di daerah Subang.
Gerakan
Tarian
Jika
dalam tari serampang dua belas kita mengenal 12 keunikan dalam ragam gerakannya
namun jika dalam tari Jaipong gerakan yang signifikan dilakukan oleh para
penari cukup sederhana yakni berjumlah 4 ragam. Adapun keempat ragam gerakan
tari jaipong yang signifikan dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Gerakan
Bukaan
Merupakan
gerakan pembukaan dalam pertunjukan kesenian Jaipongan dari Bandung. Dalam
gerakaan ini sang penari biasanya melakukan jalan berputar disertai dengan
memainkan selendang yang dikenakan pada leher pemain.
2. Pencungan
Pencungan
adalah bagian gerakan dari berbagai ragam gerak cepat dalam tarian jaipong.
Gerakan ini didukung dengan tempo lagu atau musik yang bertempo cepat pula.
3. Ngala
Ngala
dalam jaipongan adalah salah satu ragam gerakan yang terlihat semacam gerak
patah-patah atau titik pemberhentian dari satu gerakan pada gerakan lain dan
dilakukan secara cepat atau dengan kata lain gerakan ini memiliki tempo cepat.
4. Mincit
Mincit
merupakan gerakan perpindahan dari satu ragam gerak ke ragam gerak lain.
Gerakan ini dilakukan setelah ada gerakan ngala dalam sebuah tarian Jaipong.
Properti
Yang Dikenakan Dalam Pementasan
Adapun
properti yang digunakan oleh para penari dan pengiringnya antara lain dapat
kita kelompokan sebagai berikut:
1. Kostum
Kostum
atau busana yang dikenakan dalam sebuah pementasan tari jaipong sangat beragam.
Meskipun terdapat perbedaan corak antara jaipongan tradisional dan gaya baru
namun Pada umumnya properti busana yang dikenakan oleh para penari jaipongan
merupakan pakaian tradisional.
a.
Sinjang
Merupakan sebuah kain
panjang yang dikenakan oleh para penari jaipongan sebagai celana panjang.
b.
Apok
Adalah pakaian atau
baju yang dikenakan oleh penari, pada busana wanita pakaian ini juga kerap
disebut dengan nama kebaya. Adapun yang mencirikan pakaian apok terdapat pada
pernik dan ornamen yang terdapat di dalamnya.
c.
Sampur
Sampur merupakan kain
panjang yang menjadi properti utama tari jaipong. Sampur juga disebut juga
dengan selendang yang dikenakan pada leher para penari. Keberadaan sampur
sangat penting karena menjadi properti yang dimainkan dalam gerakan tari mulai
dari pembukaan hingga akhir.
2. Alat
Musik
Alat
musik pengiring tari jaipong yang sangat mencolok adalah kendang. Namun selain
kendang/gendang yang dimainkan dengan cara ditabuh menggunakan tangan kosong,
alat musik ini yang menjadi panduan seorang penari jaipong melakukan gerakan
yang menarik, selain itu ada pula alat musik lain sebagai pelengkap seperti:
a.
Ketuk
Merupakan alat musik
tradisional yang mirip dengan bonang. Alat ini dimainkan dengan cara diketuk
dan menghasilkan suara nyaring sebagai suara tekanan dalam sebuah musik
pengiring tari jaipong.
b.
Rebab
Merupakan alat musik
pelengkap dalam menyajikan sebuah lagu pengiring tarian jaipongan. Alat musik
ini sedikit mirip dengan girat yang memiliki senar.
c.
Gong
Suara khas menggelegar
dimiliki oleh alat musik yang satu ini, dimainkan dengan cara dipukul
menggunakan pemukul dalam hitungan tertentu mengikuti irama musik yang
dimainkan.
d.
Kecrek
Jika kita kerap
menyaksikan pementasan wayang kulit tentunya tidak asing lagi dengan alat musik
yang satu ini karena krecek merupakan perkusi dalam sebuah pementasan wayang.
Tari
Jaipong pada saat ini bisa disebut sebagai salah satu tarian khas Jawa Barat,
terlihat pada acara-acara penting kedatangan tamu-tamu dari Negara asing yang
datang ke Jawa Barat, selalu di sambut dengan pertunjukkan tari Jaipongan.
Tari
Jaipongan ini banyak mempengaruhi pada kesenian-kesenian lainnya yang ada di
Jawa Barat, baik pada seni pertunjukkan wayang, degung, genjring dan lainnya
yang bahkan telah dikolaborasikan dengan Dangdut Modern oleh Mr. Nur dan Leni
hingga menjadi kesenian Pong-Dut.
Sumber
:
http://zainbie.com/sekilas-sejarah-tari-jaipongan-jawa-barat/
http://www.masdeden.com/budaya/sejarah-tari-jaipong-dari-jawa-barat.html
No comments:
Post a Comment