Secara
umum, Tari Topeng adalah jenis tarian yang penarinya mengenakan topeng. Topeng
sendiri telah ada di Indonesia sejak zaman pra-sejarah. Secara luas digunakan
dalam tari yang menjadi bagian dari upacara adat atau penceritaan kembali
cerita-cerita kuno dari para leluhur. Makna topeng dalam keseharian masyarakat
Indonesia, khususnya Betawi kabarnya dipercaya memiliki kekuatan magis yang
dapat menjauhkan dari petaka
Baca Juga :
Topeng
dalam bahasa Betawi mempunyai beberapa arti. Pertama berarti kedok penutup
wajah. Kedua berarti teater dan pertunjukan. Ketiga berarti primadona atau
penari. Topeng yang dibahas di sini topeng dalam pengertian teater tradisional
atau teater rakyat Betawi.
Tari
Topeng adalah visualisasi gerak, yang dibuat tanpa melalui konsep yang khusus.
Para penarinya menggunakan topeng yang mirip dengan Topeng Banjet Karawang Jawa
Barat, namun dalam topeng Betawi memakai Bahasa Betawi. Dalam Tarian Topeng
Betawi sendiri ada tiga unsur di dalamnya yaitu musik, tari dan teater. Tarian
dalam Topeng Betawi inilah yang disebut Tari Topeng.
Teater
topeng Betawi mulai tumbuh pada awal abad ke-20. Daerah pertumbuhannya di
pinggiran Jakarta. Karena tumbuhnya di pinggiran Jakarta, topeng dipengaruhi
oleh kesenian Sunda. Saat itu masyarakat mengenal topeng melalui pertunjukan
ngamen keliling kampung. Tari Topeng Betawi, gerakannya lincah dan riang.
Pertunjukan
topeng Betawi berjalan semalam suntuk. Pertunjukan dibagi dalam tiga bagian.
Bagian pertama pra-lakon. Bagian kedua lakon atau cerita inti. Bagian ketiga
Jantuk.
Pra-lakon
dimulai setelah shalat Isya dengan menampilkan lagu instrumentalia.
Instrumentalia ini disebut Arang-Arangan dan Tetalu yang berfungsi mengumpulkan
penonton.
Setelah
instrumentalia dilanjutkan dengan tari Topeng Kedok atau Topeng Tunggal yang
dimainkan oleh penari wanita berbusana gemerlap dan indah. Bodor
dimainkan seorang pria dengan busana sederhana namun kelihatan lucu. Pasangan yang
kontras ini manari, menyanyi, dan melawak.
Karena
tarian ini bersifat teatrikal dan memiliki unsur komunikasi meski lewat gerak,
maka biasanya Tari Topeng Betawi memiliki tema besar dalam setiap
pertunjukannya.
Biasanya
tema yang diangkat adalah kritik sosial mengenai kemiskinan di pada masa
kolonial, atau terkadang hanya menyajikan guyonan semata.
Pertunjukan
topeng biasanya diadakan sehubungan dengan pesta perkawinan, hitanan, dan
nazar. Pertunjukan yang dimaksudkan membayar nazar ditandai dengan upacara
ketupat lepas.
Ada
upacara yang harus dikerjakan sebelum pementasan topeng. Upacara ini bertujuan
agar pertunjukan selamat dan agar alam tidak marah yang dapat membinasakan
manusia.
Unsur
magis dari topeng sendiri perlahan-lahan bergeser. Awalnya, jika orang yang
menyelenggarakan pesta atau hajat kemudian menggundang kelompok Tari Topeng,
maka orang tersebut memiliki tujuan agar dia dan keluarganya dijauhkan dari
petaka.
Tetapi,
kemudian hal tersebut bergeser lebih pada kemeriahan yang diberikan tarian ini
dapat pula memeriahkan pestanya. Pesta-pesta besar sepertinya kurang lengkap
tanpa adanya Tari Topeng Betawi.
Pertunjukan
topeng diiringi oleh musik yang disebut tabuhan topeng. Tabuhan topeng terdiri
dari rebab, kromong tiga, gendang besar, kulanter, kempul, kecrek, dan gong
buyung.
Lagu
yang dimainkan lagu Sunda Gunung namun khas daerah pinggir Jakarta. Nama
lagunya antara lain : Kang Aji, Sulamjana, Lambangsari, Enjot-enjotan,
Ngelontang, Glenderan, Gojing, Sekoci, Oncom Lele, Buah Kaung, Rembati, Lipet
Gandes, Ucing-Ucingan, Gegot, Gapleh, Karantangan, Bombang, dan lain-lain.
Tidak
mudah untuk menjadi penari Topeng Betawi ini. Paling tidak, ada tiga hal yang
harus dimiliki seseorang untuk bisa menarikan tarian ini. Pertama, penari harus gendes (luwes
atau gemulai), kedua penari harus ajar (ceria dan tidak
boleh kelihatan bersedih), dan ketiga gerak penari harus lincah dan dapat
bergerak bebas.
Di
Betawi sendiri, tari topeng ini mempunyai beberapa varian seperti Tari Lipet
Gandes, Tari Topeng Tunggal, Tari Enjot-enjotan, Tari Gegot, Tari Topeng
Cantik, Tari Topeng Putri, Tari Topeng Ekspresi, dan Tari Kang Aji.
Saat
ini sangat sedikit masyarakat yang berminat untuk mempelajari atau
mempertahankan seni budaya Tari Topeng. Kondisinya sangat berbeda dengan
pengembangan tari Betawi lainnya yang menghibur mendapat apresiasi yang sangat
besar terutama di kalangan pelajar.
Salah
satunya yang saat ini masih terus setia menggeluti Tari Topeng Betawi adalah
Ibu Kartini Kisam.
Sumber
:
http://www.merdeka.com/peristiwa/tari-topeng-betawi-tarian-bernuansa-magis-yang-mulai-redup.html
http://kampungbetawi.com/gerobog/bebulan/menelisik-topeng-betawi/
http://rbn2015kampungbudaya.info/fasilitasi-kegiatan-rbn-2015/workshop-tari-topeng-betawi/
http://jakcity.com/tari-topeng-betawi-dan-tari-lenggang-1336/
No comments:
Post a Comment