Tari Bambangan Cakil : Tari Tradisional Jawa Tengah yang Mengandung Filosofi Kebaikan Akan Menang Melawan Kejahatan



Tari Bambangan Cakil adalah tari yang menceritakan perang kesatria melawan raksasa. Peperangan berakhir dengan tewasnyar raksasa, akibat tertusuk kerisnya sendiri. Tari ini termasuk tari tradisional Jawa Tengah.

tari bambangan cakil



Baca Juga :


A.  Pengertian Bambangan  dan Cakil

  • Bambangan

Dalam pewayangan baik wayang kulit maupun wayang wong panggung perwujudan tokoh bambangan lazimnya bermuka ‘luruh;’ arti-nya menunduk (tidak mendongak) berperawakan langsing dan kecil (mbambang).

Bambangan merupakan simbolisasi dari tokoh ksatria berwajah tampan yang serba halus dalam segala hal, meliputi: perilaku, cara beribicara, isi ucapan, dan budi pekertinya.

Tokoh-tokoh kesatria yang termasuk bambangan di antranya adalah Sumantri, Rama, Laksmana, Palasara, Pandu, Permadi (Arjuna), Abimanyu, Irawan, dan Priyambada.



  • Cakil

Cakil berasal dari kata Jawa ca (kanca) artinya teman dan kil (methakil) artinya ingin menang sendiri dengan orang lain.

Cakil adalah sosok raksasa yang berperawakan kecil, geraknya lincah, bergigi taring panjang di bibir bawah hingga melewati bibir atas. Cakil bersuara kecil melengking dengan gaya bicara yang cepat.

Cakil mempunyai beberapa sebutan antara lain : Ditya Niramaya, Ditya Kalamarica, Ditya Janggrisrana, Ditya Gendirpenjalin, Gendring Caluring, Klanthangmisis dan Kalapraceka.


Bambangan dan Cakil

B.  Syarat Penari Bambangan Cakil

  • Untuk memerankan tokoh kesatria biasanya harus memiliki fisik yang rupawan dan luwes (lemah lembut)



  • Untuk memerankan tokoh cakil, dibutuhkan kelincahan dalam menari, karena sifatnya yang beringas. Penari cakil juga harus luwes, karena gerakan tokoh cakil yang cenderung aktraktif.



C.  Musik Pengiring Tari Bambangan Cakil
Tari Bambangan Cakil diiringi oleh Gending Srepegan, Ladrang Clunthang, Sampak,  Laras Slendro.


  • Gending Srepegan
Gending Srepegan adalah gamelan pengiring dalam pertunjukan wayang

gending srepegan


  •  Ladrang Clunthang

Ladrang Clunthang adalah sayair yang menceritakan perjalanan turun gunungnya Sang Pekik, gambaran seorang bambangan dengan segala godaannya.

Lacrang Clunthang

Setelah ia berhasil lolos dalam ujian pertamanya melawan begal Rasaksa Cakil dan rombongan didalam hutan, kini ia memasuki pedesaan dengan banyak keindahan alam dan pesona para wanita-wanitanya.

Syair atau cakepan dari Ladrang Clunthang adalah sebagai berikut:
Tindaké Sang Pekik mandhap saking gunung
anganthi repat pånåkawan catur
kang anembé mulat ngirå Déwå ndharat
geder, petrèk-petrèk prå Èndhang swarané
anjawat angawé- awé ngujiwat solah-é
mrih dadyå sengsem- é
Dhuh Radèn, Sang Abagus
mugi kaparengå pinarak wismå kulå
amethikå sekar mlathi
arum amrik wangi
kagemå cundhuk sesumping, sangsangan
amimbuhi mancorong cahya ndikå radèn


  • Sampak

Irama musik dalam pagelaran wayang, yang biasanya dipakai untuk mengiringi adegan perang.


  • Laras Slendro

Laras slendro merupakan sistem urutan nada yang terdiri dari lima nada dalam satu gembyang (oktaf), nada tersebut diantaranya ; 1 (ji), 2 (ro), 3 (lu), 5 (mo), 6 (nem).

Istilah ji, ro, lu, mo, nem tersebut merupakan nama singkatan angka dari bahasa jawa, ji berarti siji (satu), ro berarti loro (dua) lu berarti telu (tiga), mo berarti limo (lima) dan nem berarti enem (enam).

Selain menggunakan singkatan nama, dalam laras juga sering digunakan istilah tradisional lainnya untuk menyebut setiap nada.

Istilah tradisional tersebut diantaranya (1) Panunggal yang berarti kepala, (2) gulu yang berarti leher, (3) dada, (5) lima yang berarti lima jari pada tangan, dan (6) enem.

Dalam pertunjukan wayang kulit laras slendro seringkali dimainkan untuk adegan perang, barisan prajurit dan adegan lainnya.

Secara emosional gending-gending yang menggunakan laras slendro dapat memunculkan perasaan gembira, ramai dan menyenangkan.

Meski demikian, untuk gending-gending tertentu laras slendro dalam karawitan juga mampu menghasilkan suasana yang mampu memancing kesedihan, kerinduan, rasa cinta dan lain-lain.


D.  Fungsi Tari Bambangan Cakil
Tari Bambangan Cakil di tampilkan pada berbagai acara budaya, penyambutan tamu kehormatan atau festival budaya.


E.  Busana dan Perlengkapan Tari Bambangan Cakil
Dalam Tari Bambangan Cakil menggunakan busana dan perlengkapan antara lain :  kathog, jarik, stagen, sabuk timang, uncal, boro, samir, sampur, klat bahu, binggel, srempang, gelang, kalung kace, wok, irah-irahan, sumping, dan keris.


F.   Filosofi Tari Bambangan Cakil
Tari Bambangan Cakil mengandung filosofi kebaikan akan menang melawan kejahatan


G.  Tari Bambangan Cakil dan Perang Kembang
Tari Bambangan Cakil bersumber dari perang kembang. Perang kembang adalah salah satu adegan bagian dari suatu pertunjukan wayang (pakeliran).

Sebagai salah satu tontonan, adegan perang kembang memiliki daya pikat luar biasa. Karena  dalam adegan ini telah terjadi sebuah konflik fisik antara dua kubu yang sangat kontras, yaitu perkelahian antara tokoh halus yang lemah gemulai melawan tokoh-tokoh yang dinamis dan atraktif.

Adegan perang kembang biasanya disajikan di tengah-tengah pakeliran semalam suntuk, saat-saat para penonton sudah mulai jenuh, letih, dan mengantuk.  

Adegan perang ini dapat dikatakan menjadi adegan unggulan, yang hampir selalu ditunggu-tunggu oleh sebagian besar penonton pakeliran wayang kulit.

Dalam konteks tontonan, istilah ‘perang kembang’ dapat diartikan sebagai sebuah perang èdèn-èdèn (hiasan), perang unggulan, atau perang primadona dari sebuah pertunjukan wayang yang utuh.




Sumber :
http://www.negerikuindonesia.com/2015/05/tari-bambangan-cakil-tarian-tradisional.html
http://dunia-kesenian.blogspot.co.id/2014/06/tari-bambang-cakil-tarian-daerah-jawa-tengah.html
http://nufinuna.blogspot.co.id/2013/10/tari-bambangan-cakil.html
https://maspatikrajadewaku.wordpress.com/2015/04/18/ladrang-clunthang-laras-slendro-pathet-sanga/
http://kesolo.com/laras-slendro-dan-pelog-dalam-karawitan-jawa/
https://isharyanto.wordpress.com/2015/06/28/perang-kembang-primadona-pagelaran-wayang/
https://www.youtube.com/watch?v=hF-1JIqHlq8



No comments:

Post a Comment