Tari Gatot Kaca Gandrung dari Jawa Tengah menceritakan kesatria Gatot Kaca yang sedang dilanda
asmara. Sesuai hal itu, tema tarian ini adalah kisah cinta seorang katria yang
sangat terkenal dalam cerita mahabarata.
Kata gandrung dapat diartikan ‘cinta’,
‘tertarik’, atau ‘terpesona', Tarian ini menggambarkan tingkah laku Gatotkaca
tatkala berangan-angan ingin mempersunting seorang putri menjadi istrinya. Kadangkala
untuk lebih memberi hidup pada tarian ini ditunjukkan pula tokoh Pregiwa
sebagai bayangan atau ilusi.
Beberapa
Versi Cerita Yang Melatar belakangi Tari Gatotkaca Gandrung
1.
Versi Pertama
Ksatria
Negeri Pringgodani, Gatotkaca, tengah bersiap melakukan pernikahan dengan
pujaan hatinya, Dewi Pergiwa. Namun tanpa dinyana, timbul aral melintang di
tengah persiapan pernikahannya tersebut. Pasalnya, Lesmana dari Kurawa tidak
menginginkan pernikahan tersebut terwujud.
Dengan segala siasat licik yang dimotori Patih Sengkuni, Lesmana langsung meminang Dewi Pergiwa yang tak lain adalah putri Arjuna tersebut. Lamaran tersebut akhirnya diterima oleh Dewi Pergiwa. Melihat hal itu, Gatotkaca serasa tidak percaya dan menanyakan langsung kesetiaan cinta Dewi Pergiwa.
Setelah mendengar penjelasan Dewi Pergiwa yang terkenal cantik jelita di Negeri Yodipati tersebut, akhirnya Gatotkaca mencabut keris dari warangkanya dan akan bunuh diri di hadapan Dewi Pergiwa.
Namun,
usaha Gatotkaca tersebut dihentikan oleh Dewi Pergiwa. Setelah itu, Dewi
Pergiwapun menjelaskan maksud dan tujuan menerima lamaran Lesmana, karena ingin
mengetahui isi hati dan cinta Gatotkaca yang sebenarnya pada dirinya.
Singkat
cerita, setelah mengetahui hal itu Gatotkaca pun menjadi lega dan menantang
Lesmana untuk mendapatkan Dewi Pergiwa. Dalam duel tersebut akhirnya
dimenangkan oleh Gatotkaca dan rencana pernikahan mereka akhirnya terwujud.
2.
Versi Kedua
Raden Gatotkaca
adalah putera Raden Wrekudara yang kedua. Ibunya seorang putri raksasa bernama
Dewi Arimbi di Pringgandani. Gatotkaca Gandrung adalah Kisah Ksatria, yang
bertugas menjaga keamanan negara, jatuh cinta karena terpesona pada kecantikan
Dewi Pergiwa, putri Arjuna.
Gatotkaca, Putra
Bima, Raja Pringgandani yang bisa terbang dan luar biasa sakti itu, akhirnya
tumbang oleh lenggak-lenggok perempuan.
Akan tetapi,
Gatotkaca yang tegap dan gagah perkasa ternyata tidak mempunyai keberanian
untuk mengatakan perasaannya kepada gadis idamannya, maka lahirlah suatu tarian
yang disebut “Tari Gatotkaca Gandrung “ yang diiringi lagu Gunungsari.
Disini diceritakan
kalau Gatotkaca bunuh diri gara-gara wanita, tapi dihidupkan lagi oleh Kresna.
3.
Versi Ketiga
Tersebutlah kakak-adik Endang Pregiwa dan Endang Pregiwati
yang berjalan ke sana kemari mencari ayahnya, Raden Arjuna. Mereka diiringi
Cantrik Janaloka.
Di tengah perjalanan, mereka bertemu dengan pasukan Korawa
yang sedang mencari Patah Sakembaran pengiring wanita untuk keperluan
perkawinan Raden Lesmana (putra mahkota Astinapura) dan Dewi Siti Sendari
(putri Kresna).
Pregiwa dan Pregiwati
dipaksa Korawa menjadi Patah Sakembaran itu. Tapi mereka menolak, dan
dikejar-kejar. Untung, ada Gatotkaca di angkasa. Ia menyelamatkan kedua wanita
itu. Rupanya, inilah pertemuan yang membuat Gatotkaca mabuk kepayang pada
Endang Pregiwa. Mereka jatuh cinta.
Namun, Arjuna menentang. Hal ini membuat Gatotkaca putus asa, lalu bunuh diri dengan menjatuhkan diri dari angkasa. Tubuhnya lumat, hancur lebur. Untung, ada Kresna yang bisa menghidupkannya kembali.
a.
Tata Rias dan Busana
1)
Mahkota, dipakai diatas kepala berwarna emas yang
menggambarkan bahwa ia adalah seorang pangeran. Hiasan pada kaki dan
tangan, biasanya gelang berwarna kuning keemasan.
2)
Kain / baju dan celana setengah panjang , terbuat dari kain beledu
hitam berhias permata dari manik-manik beraneka warna gemerlapan. Ikat
pinggang terbuat dari logam berkilauan, disebut pending.
3)
Selendang, sampur. Hiasan di belakang berupa sayap, yang
menggambarkan bahwa gathotkaca seorang ksatria yang mampu terbang ke angkasa.
4)
Gatotkaca bermata telengan (membelalak), hidung dempak,
berkumis dan beryanggut. Berjamang tiga susun, bersunting waderan, sanggul
kadal-menek, bergaruda membelakang, berpraba, berkalung ulur-ulur, bergelang,
berpontoh dan berkeroncong. Berkain kerajaan lengkap. Gatotkaca berwanda
Guntur, Kilat, Tatit. Tatit sepuh, Mega dan Mendung.
b.
Musik Pengiring
Tari
tersebut menuntut ketepatan gerak dengan iringan dan aba-aba dari alat iringan
(semacam kentongan) yang disebut keprak, serta tembang yang mengiringinya yaitu
lagu gunungsari. Biasanya ada juga yang diiringi dengan musik pelengkap seperti
gendang dan gong ( kalau di acara yang sangat besar ).
c.
Fungsi Dalam Masyarakat
Tari sebagai sarana hiburan. Salah satu bentuk penciptaan tari ditujukan hanya
untuk di tonton.
Tari sebagai sarana pertunjukkan. Tari pertunjukkan adalah bentuk
momunikasi sehingga ada penyampai pesan dan penerima pesan.
Tari ini lebih mementingkan bentuk estetika dari pada tujuannya. Tarian ini
lebih digarap sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat’ tarian ini sengaja
disusun untuk dipertontonkan. Oleh sebab itu penyajian tari mengutamakan segi
artistiknya yang konsepsional yang mantab, koreografer yang baik serta tema dan
tujuan yang jelas.
d.
Keunikan Tari
Tari ini
ingin menunjukkan sisi romantisme Gatotkaca yang selalu diidentikkan dengan
ksatria yang gagah perkasa di medan perang. Penggambaran profil yang demikian
seperti meminggirkan sisi-sisi kehidupan yang lain dari tokoh Gatotkaca,
termasuk sisi percintaannya dengan wanita pujaan. Di balik kegagahan ternyata
Gatotkaca juga seorang yang romantis, lembut, dan gentle di hadapan wanita.
Video Tari Gatot Kaca Gandrung
Sumber
:
No comments:
Post a Comment