1.
Tari Dana - Dana
Tarian ini termasuk jenis tarian pergaulan masyarakat
yang biasanya ditampilkan oleh penari pria maupun penari wanita.
Selain itu tarian ini juga merupakan perpaduan budaya
Islam dan budaya masyarakat setempat, hal itu terlihat dari gerakan penari dan
pengiringnya.
Tari Dana Dana merupakan salah satu tarian tradisional
yang cukup terkenal di Gorontalo dan sering ditampilkan di berbagai acara
seperti penyambutan, perayaan hari besar dan lain-lain.
Menurut sejarahnya, Tari Dana Dana mulai muncul dan dikenal oleh masyarakat seiring dengan masuknya pengaruh Agama Islam di Gorontalo.
Menurut sejarahnya, Tari Dana Dana mulai muncul dan dikenal oleh masyarakat seiring dengan masuknya pengaruh Agama Islam di Gorontalo.
Pada saat itu, Tari Dana Dana digunakan oleh para
ulama sebagai media penyebaran dakwah Islam.
Tarian ini juga ditampilkan pada saat pesta
pernikahan Sultan Amay dan Putri Owotango.
Semenjak itulah tari dana dan mulai dikenal oleh
masyarakat Gorontalo.
Tari Dana Dana awalnya ditarikan oleh penari pria dan
wanita secara berpasangan. Namun ketatnya peraturan dan ajaran Agama Islam pada
masa itu tidak mengijinkan penari pria dan wanita ditampilkan secara bersamaan.
Karena apabila ditampilkan bersamaan maka mereka bisa
dengan mudah bersentuhan kepada yang bukan muhrimnya.
Sehingga pada saat itu Tari Dana Dana hanya dibawakan
oleh penari pria saja.
Seiring dengan perkembangan zaman Tari Dana Dana terus
dikembangkan oleh para Seniman di Gorontalo.
Salah satunya adalah dengan menampilkan kembali para
penari wanita dalam tarian ini.
Walaupun begitu, namun gerakan, formasi, dan busana
mereka tetap disesuaikan dengan syariat Islam yang berlaku agar tidak saling
bertentangan.
Tari Dana Dana ini biasanya ditampilkan untuk
memeriahkan acara penyambutan maupun perayaan hari besar di Gorontalo.
Apabila dilihat dari fungsinya, Tari Dana Dana lebih
dimaknai sebagai ungkapan rasa syukur dan bahagia.
Namun apabila dilihat dari gerakan para penari, tarian
ini bisa dimaknai sebagai tarian pergaulan masyarakat.
Selain itu tarian ini juga dimaknai sebagai media
penyampaian pesan-pesan yang berhubungan dengan Agama Islam tentunya.
Dalam pertunjukan Tari Dana Dana terbagi menjadi dua
jenis tarian yaitu Tari Dana Dana klasik dan Tari Dana Dana modern.
Pada pertunjukan Tari Dana Dana klasik biasanya lebih
mengacu pada konsep Tari Dana Dana pada zaman dahulu.
Yaitu Tari Dana Dana yang ditarikan oleh penari pria
saja.
Dalam segi gerakan yang ditampilkan biasanya merupakan
gerakan asli dari tarian ini.
Sedangkan untuk Tari Dana Dana modern merupakan Tari
Dana Dana yang telah dimodifikasi sehingga juga terdapat penari wanita
didalamnya.
Selain itu dalam segi gerak, formasi, kostum, dan
jumlah penari biasanya lebih bervariasi, tergantung kelompok yang
menampilkannya.
Walaupun sudah dimodifikasi Tari Dana Dana modern
tidak meninggalkan keasliannya.
Tari Dana Dana ini biasanya lebih didominasi dengan
hampir semua bagian tubuh dengan gerakan dinamis dan energik.
Sesuai dengan namanya yang berasal dari kata “Daya Dayango” yang berarti menggerakan semua bagian
tubuh.
Selain itu gerakan dalam tarian ini cenderung bertempo
cepat sehingga mengutamakan kelincahan dalam menarikannya.
Walaupun begitu apabila kita amati, setiap gerakan
dalam Tari Dana Dana ini memiliki makna dan pesan-pesan didalamya.
Dalam pertunjukan Tari Dana Dana biasanya diiringi
oleh alat musik seperti rebana dangambus.
Irama yang digunakan biasanya cenderung bertempo cepat
sesuai dengan gerakan para penari dan penyanyi lagu.
Lagu-lagu yang dibawakan biasanya berisi pantun-pantun
bertemakan kehidupan dan pesan Agama.
Variasi gerakan penari biasanya juga disesuaikan
dengan lagu yang mengiringinya agar pesan-pesan yang disampaikan bisa diterima
oleh para penonton.
Busana yang digunakan dalam tarian ini biasanya
merupakan pakaian adat yang divariasi dengan unsur busana muslim didalamnya.
Untuk penari wanita biasanya menggunakan pakaian yang
tertutup dan menggunakan jilbab atau hijab yang menjadi ciri khas muslimah.
Selain itu penari juga dihias dengan berbagai
pernak-pernik untuk mempercantik dan pemanis.
Sedangkan untuk penari pria biasanya menggunakan
pakaian adat pria.
Busana tersebut seperti baju lengan panjang dan
celana panjang.
Selain itu penari pria juga menggunakan penutup kepala
dan sarung yang dikenakan di pinggang mereka.
Di beberapa pertunjukan ada juga beberapa penari pria
yang menggunakan kostum yang bertema Timur Tengah.
Tentunya hal tersebut merupakan kreasi tambahan agar
pertunjukan terlihat menarik.
Dalam perkembangannya Tari Dana Dana masih terus
dilestarikan dan dikembangkan di Gorontalo.
Tarian ini sering ditampilkan di berbagai acara
seperti penyambutan tamu penting, perayaan hari besar, pertunjukan seni dan
festival budaya.
Berbagai kreasi dan variasi juga sering ditambahkan di
setiap pertunjukannya, baik dalam segi gerak, formasi, maupu kostum yang
digunakan agar terlihat menarik.
2.
Tari Polopalo
Tari Polopalo merupakan tari pergaulan.
Alat musik tradisional Polopalo merupakan alat musik jenis
idiofon atau golongan alat musik yang sumber bunyinya diproleh dari badannya
sendiri.
Bunyinya akan dihasilkan dari
proses bergetarnya seluruh tubuh Polopalo tersebut.
Adapun tarian Polopalu memang menggunakan properti yang berupa
alat musik polopalo tersebut.
Tari Tradisional dari Gorontalo ini, pada akhirnya mengalami
banyak perkembangan.
Saat ini Tari Polopalo terbagi
menjadi dua, yaitu tari polopalo tradisional dan tari polo palo modern.
Kedua tarian polopalo tradisional dan modern memiliki beberapa
perbedaan, antara lain jumlah penarinya.
Tari polopalo tradisional biasanya dimainkan oleh penari tunggal
yang diringi oleh musik yang dimainkan sendiri atau solo.
Selain itu tari polopalo modern lebih sering
ditampilkan secara berkelompok dengan iringan musik yang sudah diaransemen.
Pada tari polopalo tradisional pemukul tidak hanya dimainkan
dengan cara memukulkannya pada alat musik tetapi juga pada bagian anggota
penari khususnya lutut dengan irama yang beraturan.
Sedangkan pada tari polopalo modern, pemukul hanya dipukulkan
pada alat musiknya, tidak pada bagian tubuh.
3.
Tari Saronde
Tarian ini diangkat dari tradisi masyarakat Gorontalo
saat malam pertunangan dalam rangkaian upacara perkawinan adat.
Tarian ini biasanya ditampilkan oleh para penari pria
dan penari wanita yang menari dengan gerakan yang khas dan menggunakan
selendang sebagai atribut menarinya.
Tari Saronde merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di masyarakat Gorontalo.
Tari Saronde merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di masyarakat Gorontalo.
Selain menjadi bagian dari acara pernikahan adat, Tari
Saronde juga sering ditampilkan dalam acara seperti penyambutan, pertunjukan
seni, dan festival budaya.
Menurut sejarahnya, Tari Saronde merupakan tarian yang
diangkat dari tradisi pernikahan adat masyarakat Gorontalo.
Dalam tradisi adat masyarakat Gorontalo pada zaman
dahulu, tarian ini dijadikan sebagai sarana Molihe Huali yaitu
menengok atau mengintip calon istri.
Karena masyarakat Gorontalo pada zaman dahulu masih
belum mengenal yang namanya pacaran seperti sekarang.
Sehingga hubungan mereka masih dipegang penuh oleh
kedua orang tua atau keluarga.
Tarian ini biasanya dilakukan oleh mempelai pria
bersama orang tua atau wali di hadapan mempelai wanita.
Sambil menari, mempelai pria bisa melirik ke arah
mempelai wanita untuk mengetahui seperti apa calon pendamping hidupnya.
Sementara mempelai wanita yang berada di dalam ruangan
akan memperlihatkan sedikit dirinya agar mempelai pria tahu bawa dia
diperhatikan.
Di masa sekarang ini, prosesi Tari Saronde juga masih
tetap dipertahankan dalam rangkaian pernikahan adat.
Karena merupakan bagian tradisi sehingga meninggalkan
makna sendiri di dalamnya dan tidak bisa ditinggalkan begitu saja.
Seperti yang dikatakan sebelumnya, Tari Saronde
merupakan tarian yang ditampilkan dalam prosesi pernikahan adat masyarakat
Gorontalo.
Selain dijadikan sebagai bagian dari prosesi adat,
tarian saronde kini juga sering dijadikan sebagai tari pertunjukan.
Bagi masyarakat disana tentu tarian ini makna khusus,
salah satunya adalah sebagai sarana Molihe Huali atau
menengok calon istri.
Namun apabila dilihat dari gerakan dan penyajian tari
dalam pertunjukan, Tari Saronde ini termasuk tarian yang bersifat pergaulan
atau hiburan yang menggambarkan ungkapan kebahagiaan dan keceriaan.
Tari Saronde ini biasanya ditampilkan oleh para penari
pria dan penari wanita secara berpasangan.
Untuk jumlah penari biasanya terdiri dari 3-6 pasang
penari pria dan wanita.
Dalam pertunjukannya penari menari dengan gerakannya
yang lincah dan khas serta memainkan kain selendang yang digunakan sebagai
atribut menarinya.
Untuk gerakan dalam Tari Saronde biasanya lebih
didominasi oleh gerakan mengayunkan kaki dan tangan ke depan secara bergantian.
Penari juga sering memainkan selendangnya dengan
berputar-putar.
Selain dilakukan secara berpasangan, formasi penari
pun sering berubah-ubah sehingga menggambarkan keceriaan dan kebahagian dari
para penari.
Dalam pertunjukan Tari Saronde biasanya diiringi oleh
iringan musik rebana dan nyanyian vokal.
Lagu yang dinyanyikan untuk mengiringi tarian ini
biasanya merupakan lagu khusus Tari Saronde.
Sedangkan tempo yang dimainkan dalam mengiringi tarian
ini biasanya disesuaikan dengan lagu dan gerakan para penari.
Dalam perkembangannya, Tari Saronde masih terus
dilestarikan dan dikembangkan di Gorontalo.
Tarian ini masih sering ditampilkan sebagai bagian
dari prosesi pernikahan adat masayarakat.
Selain itu tarian ini juga sering ditampilkan di
berbagai acara seperti penyambutan, pertunjukan seni dan festival budaya.
Berbagai kreasi dan variasi dalam segi gerak atau
busana juga sering dilakukan agar terlihat lebih menarik namun tidak
meninggalkan keasliannya.
No comments:
Post a Comment