Tari tradisional Kalimantan Tengah adalah tari
yang telah melampaui perjalanan perkembangan yang cukup lama
Dan senantiasa berpijak pada
pola-pola yang telah mentradisi
di Kalimantan Tengah.
Untuk
menambah wawasan tentang tari tradisioal Kalimantan Tengah.
1. Tari Balean Dadas
Nama
Balean Dadas di ambil dari sebutan dukun
perempuan, yang dalam masyarakat Dayak disebut Balean Dadas.
Tari Balean Dadas merupakan tarian untuk meminta kesembuhan kepada Ranying Hatala Langit (Tuhan) bagi mereka yang sakit.
Tari Balean Dadas merupakan tarian untuk meminta kesembuhan kepada Ranying Hatala Langit (Tuhan) bagi mereka yang sakit.
Tarian
ini biasanya di lakukan oleh dukun perempuan suku Dayak.
Tari
Balean Dadas sangat kental akan nuansa mistis.
Karena
awalnya tarian ini di gunakan masyarakat dalam ritual penyembuhan warga yang
sakit.
Namun
seiring perkembangan, tarian ini di adaptasi menjadi tarian kebudayaan, sebagai pelestarian kebudayaan
asli masyarakat Dayak.
Gerakan
dalam tarian ini menggambarkan permohonan kepada Tuhan untuk di berikan
kesembuhan kepada mereka yang sakit.
Sarana
sesembahan yang di gunakan dalam tarian ini
antara lain lilin, balanai dan damar .
Kostum yang
di gunakan oleh penari Balean Dadas penuh warna dan corak berwarna hitam,
putih, merah, kuning dan hijau
Di
lengkapi juga dengan aksesoris
seperti gelang, kalung
taring dan janur.
Seiring dengan perkembangannya tarian ini tidak hanya di
gunakan dalam ritual adat saja.
Namun juga di gunakan dalam acara seperti acara penyambutan,
peresmian dan juga festival budaya.
Karena di fungsikan sebagai sarana hiburan, maka tarian ini
sudah banyak di modifikasi dari bentuk aslinya.
Agar terlihat lebih menarik
dan tidak terlalu bernuansa mistis.
Beberapa sanggar tari yang ada di Kalimantan masih melestarikan
tarian tersebut.
Sehingga wisatawan masih bisa menonton kesenian tari tersebut, di acara budaya atau acara yang di selenggarakan oleh sanggar
tari di sana.
2. Tari Belian Bewo
Tari Belian Bawo bertujuan untuk mengobati orang sakit, menolak penyakit, membayar
nazar dan lain sebagainya.
Jika penyakit disebabkan oleh santet, maka saat itu si pasien bisa memutuskan apakah akan mengirim balik santet itu, atau memberikannya kepada tumbal berupa binatang seperti ayam atau babi.
Jika penyakit disebabkan oleh santet, maka saat itu si pasien bisa memutuskan apakah akan mengirim balik santet itu, atau memberikannya kepada tumbal berupa binatang seperti ayam atau babi.
Jika
sakit pasien berada dibagian perut, maka
dukun akan menghisap perut pasien , lalu mengeluarkan macam-macam
barang atau binatang.
Kalau
sakit pasien bukan karena pengaruh magis dan memerlukan obat-oabatan
Maka
salah satu penari senior dapat tiba-tiba terjun dari atas lamin yang tingginya
bisa mencapai 5 meter, dan
menghilang sampai 1 jam atau lebih untuk mencari obat-obatan
Kemudian
akan kembali tanpa terluka dengan membawa obat-obatan yang diperlukan.
Setelah
pengobatan oleh dukun,
maka si pasien
harus melakukan pantangan selama satu hari.
Tidak
boleh keluar rumah, makanan
terong, asam, rebung dan semua jenis hewan melata.
Selain
itu suasana rumah harus sepi dan tidak diperkenankan menerima tamu.
Suasana
tersebut ditandai dengan penancapan dahan dan daun kayu hidup di samping pintu masuk rumah
bagian luar.
Untuk
irama dan ritme musik, tari ini mempunyai
aturan tersendiri.
Jika
ada yang salah memainkan musik maka
ritual akan gagal
Dukun
akan mengalami kesurupan yang sangat tidak wajar, jika hal tersebut terjadi maka musik harus di
netralkan kembali`
Ritual
ini biasanya berlangsung selama satu malam, namun
kadang bisa mencapai beberapa hari.
Awalnya, tarian ini merupakan Upacara adat yang sering dibawakan oleh suku Dayak yang berdiam di Kutai.
Awalnya, tarian ini merupakan Upacara adat yang sering dibawakan oleh suku Dayak yang berdiam di Kutai.
Upacara
adat tersebut diubah menjadi tarian dan dibuat modern
Tari
Belian Bawo sering disajikan pada acara-acara pemerintahan
dan
acara kesenian seperti pada saat acara Erau tempong tawar, Erau pelas dan
festival budaya.
3. Tari Giring-Giring
Tari Giring Giring adalah tarian tradisional yang menggunakan tongkat
sebagai pelengkap dalam tariannya.
Tarian ini merupakan tarian yang mengekspresikan kegembiraan dan rasa senang masyarakat
Tarian ini merupakan tarian yang mengekspresikan kegembiraan dan rasa senang masyarakat
Nama
Giring Giring di ambil dari nama tongkat yang di mainkan oleh para penarinya.
Tongkat
Giring Giring atau disebut Gangerang
oleh masyarakat Kalimantan Tengah.
Dalam
tari Giring Giring ada 2 jenis tongkat yang di gunakan, yaitu tongkat panjang dan
tongkat pendek.
Tongkat
panjang di pegang tangan kiri, di
gunakan untuk menghentakkan ke lantai.
Sedangkan
tongkat pendek di pegang tangan kanan, di
mainkan dengan cara di ayunkan.
Tongkat
pendek tersebut terbuat dari bambu tipis, yang
di isi dengan biji piding sehingga menghasilkan suara
yang unik
Apabila
di padukan dengan suara hentakan tongkat yang panjang.
Gerakan pada
tarian ini sebernarnya cukup sulit, karena
selain menari, penari juga memainkan tongkat
Sehingga
membutuhkan kombinasi, dan
konsentrasi dalam melakukannya.
Kombinasi
suara dan gerakan inilah yang menjadikan keunikan, dan menjadi perhatian para penonton dalam
tarian ini.
Tari
Giring Giring di
iringi musik pengiring tradisional, seperti kangkanung, gendang
dan gerantung.
Saat
penari memainkan tongkat di padukan dengan musik pengiring. Sehingga harus mendapatkan
ritme yang pas, agar
suara yang di hasilkan terdengar bagus.
Keserasian
bunyi hentakan tongkat panjang, getaran
biji-biji dalam tongkat kecil, serta
gerakan tangan dan kaki yang seirama dengan iringan musik yang energik itulah yang menimbulkan
keindahan, dan
menjadi daya tarik tari Giring-giring.
Tarian
ini awalnya merupakan tarian yang berasal dari suku Dayak Ma’anyan, kemudian
berkembang dan populer di Kalimantan Tengah,
terutama
di Kabupaten Barito.
Dalam
perkembangannya, tarian Giring Giring masih
tetap di lestarikan dan dikembangkan oleh masyarakat di sana.
Banyak
kreasi tambahan yang di lakukan di setiap pertunjukannya, seperti dalam hal gerakan dan
busana yang di gunakan
Dengan
tujuan agar pertunjukan tari yang di tampilkan terlihat menarik.
Tarian
ini bisa ditemukan
di acara - acara yang bersifat kegembiraan
Seperti
pesta panen, hajatan, penyambutan tamu besar, acara adat, dan festival budaya
di Kalimantan Tengah.
4. Tari Hugo Dan Huda
Tari Hugo dan Huda ini merupakan tarian tradisional yang termasuk dalam tarian
ritual agar para dewa menurunkan hujan ke bumi.
Tarian ini biasanya dilakukan apabila telah berlangsung musim kemarau yang cukup lama.
Tarian ini biasanya dilakukan apabila telah berlangsung musim kemarau yang cukup lama.
Namun
tarian ini sering juga dipertunjukkan sebagai tarian hiburan untuk pelepas
stress dari masyarakat
yang ada yang disekitar daerah tersebut.
Tarian
Hugo dan Huda dilakukan oleh satu orang saja, biasanya
tarian ini dilakukan oleh perempuan untuk menghibur para masyarakat.
Tarian
ini diiringi dengan alat musik
kecapi.
5. Tari Kayau
Kayau atau mengayau artinya adalah memotong kepala musuh.
Didalam masyarakat Kalimantan Tengah khususnya pada suku
Dayak Iban
kayau atau mengayau ini merupakan upacara adat
Dilakukan sebagai bentuk dari keberanian, kejantanan dan juga kekuasan
Dilakukan sebagai bentuk dari keberanian, kejantanan dan juga kekuasan
dalam
melindungi keberadaan suku tersebut dari ancaman musuh.
Alat mengayau yang digunakan adalah Mandau, senjata tradisional suku dayak.
Tidak semua orang dapat mengayau, ada aturan siapa saja yang diperbolehkan mengayau.
Orang yang
melakukan upacara mengayau harus
bersih hati, berada didalam kelompok dan tidak berpencar, sesaji yang ada tidak boleh diambil ataupun dicuri.
Secara turun temurun, upacara mengayau dengan tarian kayau
ini diturunkan sejak pertama kali oleh Urang Lindau Lendau
Dibiau Takang Isang, yaitu seorang yang gagah berani dizamannya.
Bagi mereka yang mendapatkan kepala musuh, akan diberi gelar bujang berani.
Saat ini tarian kayau yang
mempersembahkan kepala orang digantikan dengan kepala babi.
Ada tiga tahap dalam upacara mengayau ini :
1)
Mengantar sesaji kepada bentang (rumah suku adat dayak)
2)
Turun bentang (melakukan
pengayauan terhadap kepala babi)
3)
Memasuki rumah betang yang ditandai dengan bunyi-bunyian
musik.
Dalam upacara ini peralatan yang gunakan adalah tombak,
perisai, dan mandau.
Selain itu juga peralatan lain yang mendukug dalam upacara
ini adalah gong besar dan kecil, dan juga sesaji.
Upacara mengayau ini merupakan simbol tentang kekuasaan,
keberanian, tanggung jawab sosial, dan nilai
pendidikan
Mengayau
adalah sebuah kegiatan yang bersifat untuk
melindungi diri dan bukan kegiatan yang negatif.
6. Tari Kinyah Mandau
Tari Kinyah Mandau merupakan salah satu tarian yang
menampilkan unsur bela diri, seni perang dan seni teatrikal.
Tarian ini sangat terkenal dan hampir semua suku Dayak di Kalimantan memiliki tarian jenis ini.
Tarian ini sangat terkenal dan hampir semua suku Dayak di Kalimantan memiliki tarian jenis ini.
Di
Kalimantan tengah di
sebut dengan Tari Kinyah Mandau.
Nama
Tari Kinyah Mandau di ambil dari kata kinyah yang berarti tarian perang menggunakan mandau sebagai
senjatanya.
Tarian
ini berawal dari tradisi suku Dayak jaman dahulu
yang di sebut kinyah, tarian
perang sebagai persiapan untuk membunuh dan memburu
kepala musuh.
Pada
masa itu para pemuda Dayak harus melakukan pemburuan kepala
untuk
berbagai alasan yang berbeda di setiap sub sukunya.
Sebagai
persiapan fisik untuk pemburuan itu maka di lakukan kinyah atau tarian perang.
Dulu
tarian ini di pertunjukan di kampung untuk melihat dan
mengamati
pemuda
mana yang siap di lepas ke hutan untuk memburu kepala siapa saja yang di
temuinya.
Peraturan
dalam tradisi pemburuan kepala ini tidak boleh membunuh yang berasal dari
kampungnya sendiri.
Pada
masa itu ada 3 istilah yang sangat di takuti, yaitu hapini (saling membunuh), hakayau(saling
potong kepala)
dan hajipen (memperbudak).
Hukum
rimba berlaku pada masa itu, siapa yang
kuat dia yang berkuasa.
Setiap
anak laki-laki Dayak yang berhasil mendapatkan kepala manusia. diberi tato di bagian
betisnya, menunjukan bahwa anak ini
sudah menjadi dewasa.
Alasan
lain yang dilakukan Dayak ngaju zaman dahulu dalam melakukan mengayau, untuk
keperluan upacara “Tiwah” .
Tiwah
adalah upacara membersihkan tulang-belulang leluhur untuk diantar ke surga.
Kepala
manusia akan digantung di sangkaraya (pusat upacara tiwahnya)
Kemudian
dikuburkan di dekat “sandung” atau rumah kecil tempat menaruh
tulang-belulang leluhur yang ditiwahkan
Bila
orang tersebut memiliki “jipen”atau budak, maka
akan turut dibunuh juga.
Tradisi mengayau atau pemburuan kepala ini berakhir saat
perjanjian damai Tumbang Anoi.
Ketika
terjadi perjanjian damai ini, pemimpin sub suku Dayak bertemu dan melakukan
perdamaian.
Setelah
perjanjian selesai maka setiap sub suku Dayak menunjukkan gerakan kinyahnya
masing-masing
Sejak
saat itu sekat rahasia, curiga antara sub suku Dayak diruntuhkan.
Ketika
perjanjian damai ini, Sub suku Oot Danum yang membawakan gerakan kinyahnya.
Karena
Sub suku Oot Danum yang terkenal akan gerakan dan teknik berbahaya untuk
membunuh musuh-musuhnya.
Gerakan
dalam kinyah bervariasi, karena setiap sub suku Dayak mempunyai gerakan atau
jurus rahasia masing – masing.
Konon
katanya, apabila mengajarkan gerakan pada suku lain akan di anggap penghianat
dan akan di hukum mati.
Namun
setelah perjanjian damai tumbang anoi, semua sub suku Dayak bersatu dan tidak
ada curiga rahasia antar sub suku.
Tarian
ini di ubah menjadi sarana kesenian dan hiburan bagi masyarakat.
Dalam
perkembangannya, gerakan pada tarian ini di modifikasi dengan berbagai variasi
gerakan tari dan unsur teatrikal, menggambarkan
jiwa dan semangat keberanian suku Dayak.
Dengan
gerakan yang gesit seakan ingin memburu musuh, menjadikan
tarian ini sangat mengagumkan.
Kostum
yang di gunakan dalam tarian ini pakaian khas suku Dayak dan ikat kepala yang
di hiasi bulu burung enggang.
Tubuh
mereka di hiasi dengan tattoo khas suku Dayak yang mempunyai arti sendiri dalam
setiap gambarnya.
Tari
di iringi oleh musik tradisional Dayak. Dengan iringan musik ber ritme tinggi dan
gerakan gesit dari penarinya, membuat
tarian ini terlihat sangat mengagumkan
Penonton
seakan merasakan semangat perang yang
di pertunjukan dalam tarian tersebut.
Tarian
Kinyah Mandau ini bisa ditemukan di berbagai acara kebudayaan di
Kalimantan Tengah seperti penyambutan tamu besar dan acara festival budaya.
Tarian
ini tidak hanya di terkenal di Indonesia, namun juga sampai ke luar negeri.
Tari
Kinyah Mandau juga sering di pertunjukan di festival kebudayaan etnik di dunia
untuk mewakili Indonesia.
7. Tari Manasai
Tari Manasai adalah salah satu tarian penyambutan
tamu yang datang ke Kalimantan Tengah.
Tarian ini biasa di sebut sebagai tarian selamat datang dari Kalimantan Tengah.
Tarian ini biasa di sebut sebagai tarian selamat datang dari Kalimantan Tengah.
Dalam
tarian ini melambangkan kegembiraan masyarakat
dalam menyambut para tamu atau wisatawan yang datang.
Tari
Manasai biasanya di lakukan oleh pria dan wanita, dengan barisan yang berselang seling dalam satu
lingkaran.
Tarian
ini merupakan salah satu tarian yang interaktif. mengajak para penonton ikut menari.
Siapapun
boleh bergabung dalam tari tersebut, dari
yang muda sampai yang tua boleh bergabung dalam lingkaran tari tersebut.
Dengan
bergabungnya para penonton akan membuat lingkaran tersebut semakin besar.
Sehingga
para penonton yang ikut menari akan hanyut dalam kemeriahan tarian tersebut.
Gerakan dalam
Tari Manasai sebenarnya sangat sederhana dan menyenangkan.
Pertama
di mulai dengan mengahadap kedalam lingkaran
Kemudian
berputar ke arah kanan sambil melakukan gerak maju dan berlawanan dengan arah
jarum jam.
Kemudian
menghadap ke luar lingkaran dan berputar lagi kearah kiri sambil melakukan
gerakan maju dan berlawanan dengan arah jarum jam.
Begitu
seterusnya, para penari menari dengan lemah gemulai dan indah sambil mengikuti
irama lagu pengiring yaitu lagu manasai , lagu tradisional Kalimantan Tengah.
Dalam
pertunjukan Tari Manasai penari di
lengkapi dengan baju adat dan penutup kepala yang
di sisipi bulu burung tingang.
Penari
juga di lengkapi dengan bahalai atau selendang sebagai attribute menarinya.
Menggunakan
guci sebagai media tambahan yang di kelilingi oleh barisan penari.
Guci
tersebut biasanya di beri hiasan seperti bambu atau hiasan lain yang di ikat
dengan selendang.
8. Tari Mandau
Tari Mandau adalah tari tradisional suku Dayak yang menampilkan
atraksi dalam memainkan Mandau sebagai pelengkap tarinya.
Nama Tari Mandau di ambil dari pelengkap yang di gunakan dalam tarian tersebut, yaitu Mandau.
Nama Tari Mandau di ambil dari pelengkap yang di gunakan dalam tarian tersebut, yaitu Mandau.
Mandau
merupakan senjata tradisional suku Dayak yang berbentuk parang/pedang.
Gerakan Tari
Mandau lebih mengedepankan atraksi dan seni tari yang indah, dalam memainkan senjata
Mandau dan talawang.
Talawang
merupakan senjata tradisional suku Dayak yang berbentuk perisai.
Berbeda
dengan “Tari Mandau Kinyah” yang lebih mengedepankan unsur teatrikal dan seni
perang dalam pertunjukannya.
Tidak
jarang dalam pertunjukan tarian ini mempertontonkan adegan yang berbahaya
Contohnya
seperti mengayunkan dan menggigit Mandau yang tajam.
Namun
semua itu tidak berbahaya bagi para penari, karena
sebelum pertunjukan sudah dilakukan ritual khusus agar pertunjukan berjalan
aman.
Dan
tentunya mereka sudah terlatih untuk melakukannya.
Tari
Mandau tidak hanya di mainkan penari pria namun juga wanita.
Kostum yang
di gunakan adalah rompi kulit dengan corak khas busana tradisional Dayak.
Dengan
berbagai aksesoris
seperti penutup kepala berbentuk burung tingang, gelang, kalung dan tattoo yang mewarnai tubuh mereka.
Selain
itu perlengkapan yang wajib di
gunakan, yaitu Mandau dan talawang.
Tari
Mandau diiringi oleh alunan suara yang merdu dan menghentak
Dari alat musik tradisional Dayak yaitu gandang dan
gerantung.
Gerantung merupakan alat musik yang
terbuat dari logam, bentuknya
menyerupai alat musik gamelan dari Jawa.
Menurut
cerita rakyat, alat musik
gerantung dulunya di turunkan langsung dari kahyangan sebagai alat komunikasi kepada para
leluhur.
Alunan
musik pengiring tersebut seakan
menyatu dengan gerakan
yang
di tampilkan para penari sehingga terlihat menarik dan menakjubkan.
Dalam perkembangannya, Tari Mandau sering
menghiasi panggung di acara adat daerah, upacara penyambutan, festival budaya
dan lain - lain.
Tarian ini juga sering di
tampilkan pada acara festival budaya internasional untuk mewakili kebudayaan
etnik tradisional Indonesia.
Di Kalimantan Tengah sendiri, tarian ini masih terus di
lestarikan, banyak di bentuk sanggar tari untuk melestarikannya.
9. Tari Manganjan
Tari Manganjan merupakan tarian ritual suku dayak baik itu
laki-laki maupun perempuan untuk melakukan ritual tertentu, seperti halnya upacara tiwah ataupun upacara lainnya.
Tiwah sendiri adalah prosesi menghantarkan para roh leluhur sanak saudara yang sudah meninggal dunia ke alam baka
Tiwah sendiri adalah prosesi menghantarkan para roh leluhur sanak saudara yang sudah meninggal dunia ke alam baka
Dengan
cara menyucikan serta memindahkan semua sisa jasad dari liang kubur,
menuju ke sebuah tempat
yang dinamakan sandung.
10. Tari Putri Malawen
Tari Putri Malawen merupakan tarian tradisional yang berasal dari Barito.
Tarian ini dahulu ditampilkan diacara-acara besar kerajaan
Ditarikan oleh para penari wanita yang berasal dari sekitar danau Malawen di Barito.
Ditarikan oleh para penari wanita yang berasal dari sekitar danau Malawen di Barito.
Namun
sayangnya tidak banyak informasi yang diperoleh mengenai tari ini.
11. Tari Tambun Dan
Bungai
Tari tambun dan bungai merupakan tarian tradisional yang
mengisahkan kepahlawanan Tambun dan Bungai mengusir musuh yang akan merampas
hasil panen dari rakyat.
Tambun dan bungai adalah para pejuang di Kalimantan Tengah.
Tambun dan bungai adalah para pejuang di Kalimantan Tengah.
Tambun dan Bungai tokoh legenda dari suku dayak Ot Danum, yang tinggal di tengah
pulau Kalimantan, khususnya di wilayah Kabupaten gunung Mas.
Tambun dan Bungai adalah seorang saudara sepupu, ayah mereka merupakan adik-kakak.
Tambun dan Bungai adalah seorang saudara sepupu, ayah mereka merupakan adik-kakak.
Kedua orang ini memiliki
perasaan yang sama, jika
salah satu diantara dari mereka bersedih, maka yang
satunya akan ikut merasakan kesedihan juga. Keduanya memiliki karakter serta sifat yang sama.
Mereka juga memiliki watak yang cerdas, peramah, lemah
lembut, suka menolong sesama, sedikit menerima banyak memberi, bijaksana, cepat
kaki ringan tangan, dan juga pantang menyerah untuk membela kebenaran.
Salah satu peristiwa penting yang menjadikan Tambun dan Bungai sebagai pejuang dari Kalimantan Tengah
Salah satu peristiwa penting yang menjadikan Tambun dan Bungai sebagai pejuang dari Kalimantan Tengah
Mereka
selalu menang didalam pertempuran melawan musuh yang akan merampas tanah dan juga panen masyarakat setempat.
Mereka mendapat gelar dari sang Nyai Undang raja di Pematang Sawang.
Mereka mendapat gelar dari sang Nyai Undang raja di Pematang Sawang.
Gelar ini adalah Tumenggung Tambun Terjun
Ringkin Duhung, dan juga Tumenggung Bungai Andin Sindai.
Atas semua perjuangan Tambun dan juga Bungai banyak orang yang menciptakan kebudayaan untuk mengenang mereka, salah satunya Tarian
Tambun dan Bungai.
12. Tari Tuntung Tulus
Tari tuntung Tulus merupakan tarian tradisional yang sering ditampilkan diacara perlombaan atau event
tertentu di Provinsi Kalimantan Tengah.
Namun sayangnya tidak banyak informasi yang diperoleh mengenai tari ini.
Namun sayangnya tidak banyak informasi yang diperoleh mengenai tari ini.
No comments:
Post a Comment